Tentara Zionis Israel menembak tentara berjubah putih itu. Tembakan bertubi-tubi dilakukan. Segala kekuatan dikerahkan untuk menyerang pasukan berjubah putih itu. Sehebat apapun tentara Izzudin Al Qassam di Gaza, Palestina, tak ada yang kebal peluru. Begitu kena tembakan bedil tentara Zionis Israel, pasti mereka terluka, bersimbah darah, lalu terjatuh, dan tewas sebagai syuhada.

Tetapi yang terjadi,  tak satupun tentara berjubah putih itu yang terkena tembakan tentara Zionis Israel. Peluru-peluru yang dilesakkan dari moncong senjata seperti mengenai sasaran kosong. Hampa, tak berarti apa-apa.

Tentara ZIonis Israel menganggap, mereka sedang berperang melawan hologram sehingga tak tak bisa dilukai sama sekali, apalagi dibunuh. Kagetnya tentara Zionis Israel semakin menjadi-jadi, karena ternyata pasukan berjubah putih itu balas menyerang. Hologram tak mungkin bisa menyerang balik jika diserang.

Tentara Zionis Israel lalu berbisik di antara mereka: “Mungkinkah ini yang disebut malaikat?”. Tentara Zionis Israel diliputi ketakutan yang teramat sangat. Sebab jika memang benar pasukan berjubah putih itu adalah malaikat, tak mungkin tentara Zionis Israel bisa mengalahkannya, apalagi sampai memenangkan perang melawan Palestina.  

Banyak tentara Zionis Israel bertemu tentara berjubah putih itu.  Pada Perang Furqan akhir 2008 lalu misalnya, tentara Zionis Israel mengatakan, pasukan yang dihadapinya berpakaian putih-putih. Semula mereka menduga itu adalah pasukan Izzuddin Al Qassam. Tetapi mereka harus percaya, pasukan Izzuddin Al Qassam memakai pakaian hitam. Dan kemampuannya tidak sehebat tentara berjubah putih itu.

Anak-anak Palestina senang saat menerima bantuan dari warga Galela, Maluku Utara | Foto: Nusantara Palestina Center

Seorang sopir ambulans di Kota Gaza, pernah berkisah tentang tentara berjubah putih itu di situs milik Izzudin Al Qassam.  Ia menuturkan, suatu ketika ia ditangkap oleh tentara Zionis Israel dan dia pun ditanya: “Siapa pasukan di belakangmu tadi? Hamas atau Fatah?”

Sopir ambulans itu bingung harus  menjawab apa, karena ia tak melihat ada pasukan di belakangnya. Jawaban jujurnya itu membuat  Zionis Israel marah besar. “Itu tadi! Pasukan berjubah putih yang ada di belakangmu! Siapa mereka?”. Begitu sopir ambulans ditanya dengan membentak.

Benar-benar ia tak tahu, bahkan tidak melihat tentara tersebut. Sang sopir ambulans tetap bersikukuh dengan jawabannya. Ia terus berkata sejujur-jujurnya bahwa dirinya tidak tahu, meskipun harus menanggung luapan marah tentara Israel yang menginterogasinya itu.

Lantas, siapakah tentara berjubah putih yang kerap muncul dalam setiap pertempuran tentara Zionis Israel dan Palestina itu? wallahu a’lam bishawab. *