Prof yang saya hormati. Ada senior dan juga kawan saya, namanya Azhar Hasyim, dia salah seorang petinggi di PT Donggi Senoro, dia memilih isolasi mandiri di rumah. Sehari kemudian, dia sadar, tak bisa isolasi di rumah dalam kondisi dirinya yang sedang dibedil Covid-19. Dia yakin akan menularkan virus gila itu kepada keluarganya. Dia tidak mau mati, karena merawat diri sendiri atau dirawat keluarganya di rumah. Sebab, dia dan keluarganya tak punya pengetahuan medis seperti dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya.

Pak Prof yang saya hormati, kawan saya itu kemudian menghubungi Relawan Roa Jaga Roa agar mengevakuasi dia bersama istrinya ke Bapelkes.

Dan Pak Prof  tahu apa yang terjadi, dua hari kemudian, kawan saya itu sudah bisa tertawa, bisa bercanda dan pikirannya lebih tenang. Sekarang, dia sudah sembuh dan sudah kembali ke rumahnya.

Pak Prof yang terhormat, Corona Virus yang menyebar di Palu akhir-akhir ini, adalah varian baru yang disebut dengan Varian Delta. Dari hasil pemerikasaan sampel spesimen Covid-19 dengan Whole Genome Seguincing (WGS) pada Laboratorium Puslitbang Kesehatan di Jakarta, dari  30 sampel spesimen, ditemukan 19 spesimen di antaranya adalah jenis Virus Corona Varian Delta.

Varian ini sangat mudah menular dan gejala yang sangat berat. Saya salah seorang yang telah merasakan tersiksanya tertular Covid-19 varian baru itu. Siksanya lahir batin, Prof. Jadi, benarlah adanya kebijakan Pemkot Palu yang menutup sementara akses dari dan ke Perdos itu. Kebijakan itu justru dapat melindungi diri Bapak, keluraga dan saudara-sadara saya di Perdos. Saya salut dengan kebijakan berani Pemkot Palu itu.

Demikian jawaban saya Al Faqir ini atas surat terbuka dari Prof. Mohon maaf Prof, Al Faqir sudah terlalu lancang. Semoga Prof tetap dalam lindungan Allah. Jangan lupa jaga kesehatan Prof.

Wallahul Musta’an

Salam

Al Faqir Ruslan T. Sangadji