“Kami tak bisa melakukan semua ini, jika tidak mendapat dukungan para tenaga kesehatan, dan semua pihak yang membantu. Terima kasih buat semuanya yang tak bisa kami sebut satu per satu,” kata Nudin Lasahido.
PALU, KAIDAH – Waktu menunjukkan pukul 03.40 Waktu Indonesia Tengah. Saat itu, lebih banyak orang tengah asyik di peraduan. Tak ada lagi hilir mudik kendaraan di jalan. Tetapi beberapa Relawan Roa Jaga Roa masih saja terjaga. Lalu lintas percakapan di group WhatsApp masih saja ramai.
Percakapan di group Roa Jaga Roa itu, tak berpindah ke topik lain. Semuanya membicarakan mengenai warga Palu dan sekitarnya yang sedang menjalani isolasi mandiri, karena terpapar virus corona, bicara tentang ketersediaan oksigen di rumah sakit.
Di tengah malam itu, anggota group masih aktif menginformasikan, ada warga yang butuh penanganan cepat, karena sesak nafas, mengabarkan ada warga yang harus segera dievakuasi ke rumah sakit, dan mendiskusikan tentang kurir yang bekerja mengantarkan paket makan siang dan malam bagi warga yang tengah isoman.
“@Arman Armani, monitor?,” tanya Pataruddin, salah seorang Relawan Roa Jaga Roa.
“Siap,” jawab Arman Armani singkat.
“Alamat lengkapnya di mana?,” tanya Arman lagi.
Alamat lengkap warga yang hendak dijemput dikirim ke group WhatsApp. Armani berganti pakaian. Baju APD dikenakan. Duduk depan setir ambulans. Arman Armani begerak cepat di tengah malam itu. Hanya dalam hitungan menit, ia mengirim foto telah berada di depan rumah pasien dimaksud, dan foto sedang mengevakuasi pasien.
Entah dari mana ia mendapatkan pengetahuan laiknya petugas kesehatan bersertifikasi urusan Covid-19 itu. Tapi yang pasti, Arman Armani dan tim, sudah seperti petugas ambulans PRC yang disiapkan pemerintah, menjemput warga yang dirujuk ke rumah sakit. Melengkapi diri dengan pakaian Alat Pelindung Diri (APD), Arman Armani dan timnya sangat cekatan.
“Arman luar biasa. Saya harus angkat topi buat Arman. Salut buat Arman,” tulis Relawan Senior Roa Jaga Roa, Andi Mulhanan Tombolotutu di group WhatsApp itu.
Arman Armani adalah salah seorang relawan dari Partai NasDem. Ia bekerja sebagai driver ambulans di partai besutan Surya Paloh itu, yang ditugaskan khusus untuk menjemput warga Palu dan sekitarnya yang sedang isoman karena positif Covid-19. Arman tak bekerja sendiri, ia punya tim khusus reaksi cepat.
Roa Jaga Roa tak punya ambulans dan sumber daya yang bisa menjemput pasien Covid-19 dari rumah ke rumah sakit. Beruntung, Partai NasDem punya ambulans dan Arman Armani yang sedia setiap saat.
“Terima kasih Arman Armani,” tulis Nudin Lasahido, inisiator Roa Jaga Roa.
Arman Armani bukan baru bekerja sekarang. Di Partai NasDem, ia telah bekerja lama melayani warga dengan mobil ambulans yang disopirinya. Ia mulai bekerja semenjak WHO menetapkan Covid-19 sebagai pandemi.
TORATA SEBAGAI FILOSOFI MELAYANI
Tak mengenal kelas sosial, tak memandang jabatan, tak pandang suku agama dan ras. Semuanya sama, bersatu dalam semangat kemanusiaan di dalam group Roa Jaga Roa itu. Tak heran, jika ada yang mulai menyinggung soal ras, admin group langsung mengeluarkannya.
“Kita hanya bicara kemanusiaan, kita bicara tentang membantu warga yang sedang isoman karena terpapar Virus Corona, kita hanya bicara mengenai penanganan Covid-19. Kalau sudah bicara SARA, akan ditendang dari group,” kata Abdi K. Mari, salah seorang admin group Roa Jaga Roa.
Roa Jaga Roa, terlahir dari kesadaran sejumlah anak muda Palu yang sering berkumpul di Radio Nebula. Kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan, kesadaran pentingnya baku bantu antarsesama, kesadaran baku jaga sesama teman. Semangat itulah yang menginspirasi sehingga bernama Roa Jaga Roa (Teman Jaga Teman). Roa berasal dari Bahasa Kaili — etnis asli Lembah Palu — yang berarti teman. Roa Jaga Roa berarti teman jaga teman (meskipun seharusnya Roa Jagai Roa).
Ratusan orang Palu dan Sigi diurus oleh Relawan Roa Jaga Roa. Meskipun mereka adalah warga yang sedang menikmati rasa sakit karena Virus Corona, tapi relawan ini tak menyebutnya sebagai pasien. Relawan ini menyebut warga yang isoman dengan torata yang berarti tamu. Torata juga berasal dari Bahasa Kaili.
Entah dari mana inspirasi menyebut warga yang isoman itu sebagai torata. Tetapi menurut Sudaryano Lamangkona, salah seorang Senior Relawan Roa Jaga Roa, mereka menyebut warga isoman sebagai torata, karena torata adalah raja, dan raja itu harus dilayani dengan baik.
“Bukankah dalam ajaran agama juga menyuruh kita untuk memuliakan tamu? Nah, itulah filosofi sebutan torata bagi warga isoman,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palu itu.
TERIMA KASIH ROA JAGA ROA
Sementara itu, hingga Rabu, 18 Agustus 2021 siang, Relawan Roa Jaga Roa telah membantu 693 jiwa atau 276 kepala keluarga yang telah dan sedang menjalani isolasi mandiri.
“Hari ini kita melayani 214 jiwa di Kota Palu dan Sigi yang sedang menjalani isolasi mandiri, karena positif Covid-19,” sebut Muhammad Sharfin, relawan Roa Jaga Roa bagian data.
Banyak warga beterima kasih dengan kehadiran Roa Jaga Roa. Mereka tak menyangka ada komunitas yang penuh semangat dan dedikasi melayani. Meski terlambat jam karena kurangnya kurir, tetapi kebutuhan makan siang, makan malam, vitamin dan sembako terlayani.
“Kami keluarga Adik Stevani mengucapkan syukur dan terima kasih berdaun-daun untuk Roa Jaga Roa sudah membantu kami dalam banyak hal,” tulis Ny. Lis Marowo.
Stevani adalah salah seorang torata di Jalan Kijang, yang harus isolasi mandiri karena terpapar Covid-19. Ibunya gelisah karena itu. Ia membaca informasi di media sosial, ada sekelompok orang yang berhimpun di Roa Jaga Roa, bekerja membantu warga yang menjalani isoman. Ia mengirim kabar itu ke WhatsApp Roa Jaga Roa. Sehari kemudian, kiriman makanan dan vitamin datang ke rumahnya. Kini, Stevani sudah sembuh dari virus corona itu.
“Terima kasih atas perhatian pada anak saya yang lagi menjalani isoman. Terima kasih kepada Roa Jaga Roa, semoga segala kebaikan mendapat balasan daan anugerah dari Allah,” tulis Ny. Nova melalui WhatsApp.
Ny Nova punya anak dan menantu yang sedang menjalani isolasi mandiri. Dua pasangan suami istri kepayahan, karena tak sanggup memasak. Mereka bingung. Ny. Nova membaca kabar Roa Jaga Roa melalui media sosial. Dan mengirim pesan meminta bantuan Roa Jaga Roa. Sehari kemudian, pasangan suami istri itu mendapat layanan seperti yang lainnya.
Pengakuan itu hanya dua dari ratusan orang lainnya yang sudah mendapat layanan dari Roa Jaga Roa. Tetapi pelayanan itu tidak hanya sekadar makanan, vitamin, ambulans dan oksigen (mengenai oksigen akan dittulis tersendiri). Pendampingan untuk menguatkan mereka melalui telepon dan WhatsApp juga didapatkan warga isoman dan memberikan edukasi kepada warga.
“Kami tak bisa melakukan semua ini, jika tidak mendapat dukungan para tenaga kesehatan, dan semua pihak yang membantu. Terima kasih buat semuanya yang tak bisa kami sebut satu per satu,” kata Nudin Lasahido. *
Tinggalkan Balasan