PALU, KAIDAH – Serangan Covid-19 yang berakibat pada kematian, telah menyebabkan banyak anak di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang terpaksa kehilangan orang tua dalam sekejap. Ada yang terpaksa menjadi yatim, piatu dan yatim piatu.
Direktur Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulawesi Tengah (KPKP-ST), Soraya Sultan, prihatin dengan kondisi itu. Pemerintah dan banyak pihak masih fokus pada penanganan Covid-19, tetapi nyaris melupakan anak-anak yang orang tuanya meninggal dunia karena virus corona.
“Pemerintah harus segera mendata anak-anak itu, berikan perhatian kepada mereka dan pikirkan langkah tepat untuk masa depan mereka,” kata Soraya Sultan.
Soraya sedih, anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid 19, seringkali terabaikan dengan tidak tersedianya berbagai layanan pendukung, termasuk pihak yang dapat mensubtitusi kehadiran orang tuanya untuk pemenuhan kebutuhan psikis dan ekonomi, termasuk tetap memastikan haknya mendapatkan dukungan pendidikan untuk kepastian masa depannya.
Menurut Soraya, Kenyataan di lapangan, anak yatim, piatu dan yatim piatu yang sebenarnya adalah masuk kategori pihak yang rentan dan membutuhkan perlindungan khusus, karena tidak memiliki keterwakilan orang tua, agar ada kepastian kebutuhan rohani, jasmani maupun sosial mereka dapat terpenuhi.
“Perlu ada jaminan agar anak yatim, piatu dan yatim piatu itu mendapat kepastian pendidikan yang layak, kesehatan yang layak termasuk hak tumbuh kembangnya sebagai anak,” kata mantan anggota DPRD Donggala itu.
Dia meminta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng harus menginstruksikan para bupati dan wali kota, untuk segera mendata anak-anak yang kehilangan orang tuanya itu.
“Selama ini hanya ada data korban meninggal akibat Covid-19. Tapi tidak ada data jumlah anak yang kehilangan orang tuanya meninggal dunia akibat Corona,” Kata Soraya.
Soraya mengatakan, kasus tersebut juga menimpa kawannya, yang meninggal dunia karena Covid-19 dan meninggalkan empat orang anak.
“Suami istri itu meninggal dunia di hari yang sama karena Covid-19. Sementara mereka punya anak empat yang masih sekolah dan saat ini ditampung di rumah tantenya,” kata Soraya Sultan sambil menyeka air matanya.
Covid-19 telah melanda Sulteng sejak tahun 2020. Besar kemungkinan, banyak anak-anak di Sulteng yang menjadi yatim piatu karena orang tua mereka meninggal akibat Covid-19.
Ia mengatakan, saat ini komunitas seperti Roa Jaga Roa dan beberapa komunitas serupa, turut andil dalam membantu masyarakat yang terpapar Covid-19. Berbagai macam bantuan dikucurkan, mulai dari kebutuhan pokok bahkan sampai tabung oksigen.
Soraya menambahkan, pemerintah harus benar-benar melakukan tracing, testing dan treatment (3T), karena banyak masyarakat yang menjalani isolasi mandiri namun tidak bersuara.
“Pemerintah harus door to door melakukan tracing agar dapat melakukan pencegahan dini sebelum klaster keluarga menyebar,” kata dia.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Palu, Romi Sandy Agung, mengaku, belum menerima laporan terkait anak yang orang tuanya meninggal dunia, karena Covid-19.
“Saat ini Dinsos belum menerima laporan itu,” kata Romi, kepada Poskota Sulteng, Jumat 20 Agustus 2021.
Ia mengaku, hingga sekarang, belum menerima surat resmi dari Kementerian terkait hal tersebut.
Namun demikian, kata Romi, Dinsos Kota Palu siap membantu anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat Covid-19.
“Apabila itu ada, pasti kami akan tangani sampai kita mendapatkan calon orang tua asuh,” jelasnya.
Pernyataan Kepala Dinas Sosial Kota Palu itu, tidak sejalan dengan Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini, yang telah meminta para bupati dan wali kota seluruh Indonesia, agar segera mendata anak yang orang tuanya meninggal dunia karena Covid-19.
Permintaan Menteri Sosial itu tertuang dalam surat dengan Nomor: S-236/MS/C/HK.01/8/2021, tertanggal 9 Agustus 2021. Menteri Sosial, Tri Rismaharini, meminta, para kepala daerah agar segera mengirimkan data anak yatim, piatu dan yatim piatu, yang orang tuanya meninggal karena terpapar Covid-19.
“Data tersebut akan kami gunakan untuk dapat memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarga,” kata Menteri Risma. *
Tinggalkan Balasan