“Nah, kita hanya membeli reagen itu ke pihak perusahaan penyedia mesin PCR tersebut. Kalau kita beli kan mahal, jadi kita gunakan sistem KSO dengan cara bagi hasil,” jelasnya.

Dengan sistem KSO itu, katanya, sangat memudahkan pihak Rumah Sakit Anutapura, karena pihaknya tidak lagi mengurus pemasangan di laboratorium dan maintenancenya. Semuanya menjadi urusan pihak perusahaan penyedia.

Menurut Dokter Herry Mulyadi, penambahan satu unit mesin PCR itu, akan semakin memudahkan petugas laboratorium melakukan tes usap. Selama ini, membutuhkan waktu yang lama, karena hanya ada satu unit mesin PCR di Anutapura, sedangkan dalam sehari  yang diuji sampai 100 sampel.

“Itulah yang membutuhkan waktu lama, karena hanya ada satu unit mesin,” kata dia.

Apalagi, Herry Mulyadi bilang, selama ini laboratorium Rumah Sakit Anutapura tidak hanya melayani tes PCR bagi pasien di rumah sakitnya saja, tetapi juga melayani tes PCR dari rumah sakit lainnya di Kota Palu yang belum punya mesin PCR.

“Bahkan kita juga melayani sampel pasien dari Sulawesi Barat,” ujarnya.

Dokter Herry Mulyadi mengatakan, pihaknya juga melayani tes PCR bagi masyarakat umum, yang hendak bepergian dengan menggunakan pesawat terbang. Tetapi bagi masyarakat umum, sesuai instruksi Presiden Jokowi, dikenakan tarif sebesar Rp525 ribu per orang. *