PALU, KAIDAH – Direktur Rumah Sakit Anutapura Palu, Dokter Herry Mulyadi mengatakan, pihaknya akan menambah satu unit mesin Polymerase Chain Reaction (PCR), untuk memenuhi permintaan warga yang semakin tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
“Alhamdulillah, setelah berkonsultasi dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu, beliau berdua setuju penambahan satu unit mesin PCR itu. Insya Alah barangnya sudah tiba di Palu pada Rabu 1 September 2021 nanti,” kata Herry Mulyadi.
Tetapi, katanya, pengadaan satu unit mesin PCR itu, tidak dengan cara membeli, tetapi dilakukan dengan cara Kerja Sama Operasional (KSO), antara pihak Rumah Sakit Anutapura dengan perusahaan penyedia.
“Kita hanya membeli reagen dari perusahaan penyedia mesin PCR itu,” kata Herry Mulyadi.
Reagen, kata Dokter Herry Mulyadi, dibutuhkan oleh setiap laboratorium untuk melakukan PCR (Polymerase Chain Reaction) swab test COVID-19. Reagen atau reagent adalah sebuah substansi yang ditambahkan pada sebuah campuran, untuk memunculkan rantai reaksi kimia dari campuran tersebut. Campuran ini dapat berasal dari zat organik seperti cairan dari dalam tubuh ataupun zat non-organik yang bersumber dari zat artifisial.
Menurut Direktur Rumah Sakit Anutapura ini, PCR swab test mendeteksi materi genetik Covid-19. Virus mempunyai susunan RNA yang mirip dengan susunan DNA pada tubuh manusia. Oleh karena itu, bentuk uji reagen dari PCR swab test memerlukan teknik kromatografi karena prosesnya yang lebih rumit.
Oleh karena itu, katanya, reagen telah menjadi perangkat yang sangat penting di tengah pandemi Covid-19, sehingga meningkatnya permintaan atas perangkat tersebut.
“Nah, kita hanya membeli reagen itu ke pihak perusahaan penyedia mesin PCR tersebut. Kalau kita beli kan mahal, jadi kita gunakan sistem KSO dengan cara bagi hasil,” jelasnya.
Dengan sistem KSO itu, katanya, sangat memudahkan pihak Rumah Sakit Anutapura, karena pihaknya tidak lagi mengurus pemasangan di laboratorium dan maintenancenya. Semuanya menjadi urusan pihak perusahaan penyedia.
Menurut Dokter Herry Mulyadi, penambahan satu unit mesin PCR itu, akan semakin memudahkan petugas laboratorium melakukan tes usap. Selama ini, membutuhkan waktu yang lama, karena hanya ada satu unit mesin PCR di Anutapura, sedangkan dalam sehari yang diuji sampai 100 sampel.
“Itulah yang membutuhkan waktu lama, karena hanya ada satu unit mesin,” kata dia.
Apalagi, Herry Mulyadi bilang, selama ini laboratorium Rumah Sakit Anutapura tidak hanya melayani tes PCR bagi pasien di rumah sakitnya saja, tetapi juga melayani tes PCR dari rumah sakit lainnya di Kota Palu yang belum punya mesin PCR.
“Bahkan kita juga melayani sampel pasien dari Sulawesi Barat,” ujarnya.
Dokter Herry Mulyadi mengatakan, pihaknya juga melayani tes PCR bagi masyarakat umum, yang hendak bepergian dengan menggunakan pesawat terbang. Tetapi bagi masyarakat umum, sesuai instruksi Presiden Jokowi, dikenakan tarif sebesar Rp525 ribu per orang. *

Tinggalkan Balasan