“Saya juga matahari, tetapi masih ada matahari lain di atas saya, ada di Sam Ratulangi (gubernur) dan di Jakarta (Presiden). Matahari di Sigi tidak punya kekuatan apa-apa,” kata Bupati Sigi.
Dia menyadari, kebijakannya menolak kehadiran tambang rakyat sangat tidak populis dan akan akan banyak yang tidak suka.
“Tetapi tidak apa-apa, niat saya hanya mau menyelamatkan lingkungan. Saya menolak tambang rakyat,” ujarnya.
Di Dongi-dongi ada tambang rakyat tanpa izin. Di lokasi galian, penggalian jauh dari kesan profesional. Di lokasi ini, jarak antar lubang yang satu dengan yang lainnya sangat dekat, ratusan lubang bertengger susun menyusun dengan kedalaman yang berbeda. Galian terdalam di bagian paling atas lokasi mencapai 25 meter. Lubang galian juga banyak ditemukan di area bawah, dalamnya antara 3-6 meter. Bahkan, sampai di balik pepohonan besar yang dalamnya dapat mencapai 6-9 meter.
Luas area pertambangan di Dongi-Dongi itu mencapai 15 hektare. Tampak pohon-pohon yang telah ditebang. Jumlahnya seribuan pohon. Belum termasuk pohon-pohon ukuran sedang seperti batang beringin hutan dan cempaka yang batangnya digunakan menopang lubang galian. Berbagai jenis anggrek juga turut hancur.
Bupati Sigi mengatakan, tambang emas di Dongi-Dongi itu bisa berdampak luas terhadap keselamatan manusia, karena air yang tercemar dan wilayah di bawahnya yang menerima dampak itu.
“Kabupaten Sigi adalah wilayah yang berada di bawah Dongi-Dongi itu,” kata Bupati. *
Tinggalkan Balasan