PALU, KAIDAH.ID – Bupati Sigi, Mohammad Irwan menegaskan sangat tidak setuju jika Dongidongi dijadikan sebagai tambang rakyat, karena masalahnya tidak hanya pada masalah kemanusiaan, tetapi juga mengenai lingkungan.
“Dulu ketika Dongi-Dongi belum ada tambang rakyat, tidak ada masalah kemanusiaan di sana, sekarang baru ada, karena sudah ada uang di sana, ada tambang emas di sana” kata Bupati Sigi saat hadir pada launching video klip Matahari oleh Culture Project, di Lantai Dua Golden Bakery, Jalan Masjid Raya, Palu, Rabu, 20 Oktober 2021 malam.
Video Klip Matahari, adalah garapan musik dan video yang terinspirasi dari Matahari sebagai pusat energi. Menariknya proses perekaman audio dan video klip matahari berlangsung selama tiga hari dengan menggunakan sistem tenaga matahari, di lokasi megalit Pokekea, Behoa, Kabupaten Poso.
Pada kesempatan itu, Bupati Sigi mengatakan, matahari adalah sebuah kekuatan. Matahari, berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Matahari dapat dimaknai sebagai kekuasaan tertinggi di pemerintahan.
Oleh karena urusan lingkungan itu, Bupati Sigi kemudian menyoroti masalah Dongi-Dongi yang saat ini sudah semakin rusak. Banyak pihak yang terlibat di sana.
Meski Dongi-Dongi bukan wilayah Kabupaten Sigi, tetapi menurut sejarahnya, kawasan itu menjadi bagian dari Kabupaten Sigi, sehingga ia merasa bertanggung jawab untuk menjaga kawasan tersebut.
“Saya menolak tambang rakyat. Saya sudah menyurat ke menteri, tembusan ke Presiden, tapi tidak mendapat tanggapan,” kata Bupati Sigi.
Bupati menegaskan, siapa yang harus bertanggung jawab dengan kerusakan dan kehancuran Dongi-Dongi. Tetapi semua masih bisa diselamatkan, jika “matahari” yang berada di kekuasaan paling atas dapat mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada lingkungan.
“Saya juga matahari, tetapi masih ada matahari lain di atas saya, ada di Sam Ratulangi (gubernur) dan di Jakarta (Presiden). Matahari di Sigi tidak punya kekuatan apa-apa,” kata Bupati Sigi.
Dia menyadari, kebijakannya menolak kehadiran tambang rakyat sangat tidak populis dan akan akan banyak yang tidak suka.
“Tetapi tidak apa-apa, niat saya hanya mau menyelamatkan lingkungan. Saya menolak tambang rakyat,” ujarnya.
Di Dongi-dongi ada tambang rakyat tanpa izin. Di lokasi galian, penggalian jauh dari kesan profesional. Di lokasi ini, jarak antar lubang yang satu dengan yang lainnya sangat dekat, ratusan lubang bertengger susun menyusun dengan kedalaman yang berbeda. Galian terdalam di bagian paling atas lokasi mencapai 25 meter. Lubang galian juga banyak ditemukan di area bawah, dalamnya antara 3-6 meter. Bahkan, sampai di balik pepohonan besar yang dalamnya dapat mencapai 6-9 meter.
Luas area pertambangan di Dongi-Dongi itu mencapai 15 hektare. Tampak pohon-pohon yang telah ditebang. Jumlahnya seribuan pohon. Belum termasuk pohon-pohon ukuran sedang seperti batang beringin hutan dan cempaka yang batangnya digunakan menopang lubang galian. Berbagai jenis anggrek juga turut hancur.
Bupati Sigi mengatakan, tambang emas di Dongi-Dongi itu bisa berdampak luas terhadap keselamatan manusia, karena air yang tercemar dan wilayah di bawahnya yang menerima dampak itu.
“Kabupaten Sigi adalah wilayah yang berada di bawah Dongi-Dongi itu,” kata Bupati. *
Tinggalkan Balasan