PALU, KAIDAH.ID – Perkumpulan Inovasi Komunitas (IMUNITAS) Sulawesi Tengah  (Sulteng) bekerja sama dengan Caritas Germany menggelar Training of Trainer (ToT) Pengembangan Program Desa Tangguh Bencana, di salah satu hotel di Kota Palu, 25-30 Oktober 2021 lalu.

“ToT ini, merupakan bagian dari program Pengembangan Program Desa Tangguh Bencana berdasarkan Prinsip Mojagai Katuvua (Menjaga Alam),” kata Mohammad Safir, koordinator Peogram IMUNITAS, Mohamad Safir, Senin, 1 November 2021.

DIa menjelaskan, pelatihan ini difasilitasi oleh pakar mitigasi, Eko Teguh Paripurno atau yang akrab disapa bang ET dari Direktur Pusat Penelitian Penanggulangan Bencana Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta dan aktif di  Disaster Research, Education & Management – DREAM.

“Salah satu tujuan dari program ini, untuk meningkatkan kapasitas desa dalam ketangguhan bencana atau pengurangan risiko bencana (PRB),” ujarnya.

Menurutnya, konsep Desa/Kelurahan Tangguh Bencana sangatlah penting untuk diimplementasikan, agar desa atau kelurahan memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan, sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana alam maupun non alam.

“Kemampuan ini diwujudkan dalam perencanaan pembangunan yang menerapkan prinsip-prinsip pencegahan, kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas untuk pemulihan pasca bencana,” kata Safir.

Selain pengetahuan tentang Desa Tangguh Bencana (Destana) dan Pengurangan Risiko Bencana, dalam pelatihan ini juga diharapkan peserta mampu membangun kerja sama multipihak, mulai dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten dan kota sehingga diharapkan dapat menyuarakan kepentingan masyarakat terkait isu bencana, kepada para pengambil kebijakan.

“Pada akhirnya diharapkan kebijakan yang dibuat juga mempertimbangkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam upaya penanggulangan dan pengurangan risiko bencana,” ujarnya.

Eko Teguh (ET) Paripurno mengatakan, pelatihan ini dikemas sedemikian rupa,  agar peserta bisa belajar lebih cepat. Maka ketika nanti peserta kembali ke wilayah masing-masing untuk mempraktikkan apa yang didapatkan merupakan pembelajaran yang sesungguhnya.

“Melalui pelatihan ini, masyarakat nantinya bisa mengelola risiko bencana yang ada, mulai dari merencanakan pembangunan yang baik, mencegah, memitigasi, sampai akhirnya mengelola, mengorganisasi hingga menginstruksi. Dan juga bisa melakukan penilaian ketangguhan desa (PKD). Semua inilah yang akan dilakukan bersama-sama nantinya.” Katanya saat penutupan pelatihan.

Direktur Perkumpulan IMUNITAS, Shadiq,  mengatakan program pengembangan program desa tangguh bencana berdasarkan prinsip Mojagai Katuvua atau menjaga alam ini, sedang berproses di Desa Bolapapau, Boladangko, Tangkulowi di Kabupaten Sigi, Desa Alindau dan  Batusuya Go’o di Kabupaten Donggala dan Kelurahan Pantoloan Kota Palu.

“Karena ini adalah ToT, kami berharap  para peserta nantinya akan menjadi pionir-pionir  terdepan untuk terus mendorong dan membangun upaya-upaya kesiapsiagaan di level desa dan kelurahan,” tandasnya. *