PALU, KAIDAH.ID – PT Vale Indonesia Tbk bersama dua mitranya, Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co dan Shandong Xinhai Technology Co telah bersepakat membangun smelter atau pabrik pengolahan nikel di kawasan pertambangan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kerja sama itu dalam rangka mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen kontrak karya perusahaan tersebut.

“Kami telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerja sama proyek fasilitas pengolahan nikel di Sulteng yang sudah direalisasikan pada Juni lalu,” kata Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Dani Widjaja dalam rilisnya yang diterima kaidah.id, Selasa, 9 November 2021 siang.

 Menurut Dani Widjaja, kegiatan studi proyek sudah berjalan dan hampir selesai. Kini, pihaknya sedang mengurus proses perizinan dan sudah mapis selesai pula. Secara teknis, perusahaan tersebut ingin menambang dengan baik sehingga proyek ini menjadi investasi yang menguntungkan, agar nilai imbalan lebih positif untuk para pemegang saham.

Dia bilang, sesuai rencana, fasilitas pengolahan nikel di Sulteng terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.

“Proyek tersebut meliputi kontrak karya PT Vale seluas 16,395 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali terdiri dari dua bagian utama, yaitu penambangan dan pembangunan smelter yang akan dilakukan oleh perusahaan patungan dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai,” jelas Dani Widjaja.

Tahapan studi lanjutan, kata dia, juga sedang dijalankan oleh partner dan PT Vale untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali.

Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan 3 nantinya, akan diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi, dan proses pengurusan izin lingkungan izin-izin lainnya sedang berlangsung saat ini. *