JAKARTA, KAIDAH.ID – Tombolotutu, Pahlawan Nasional asal Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berada di urutan pertama penerima anugerah gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Rabu, 10 November 2021.
“Keputusan Presiden Republik IndonesiaNomor 109 dan 110 TK Tahun 2021 Tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan dan Tanda Kehormatan Bintang Jasa. Pertama, Tombolotutu, tokoh dari Provinsi Sulawesi Tengah menerima anugerah gelar sebagai Pahlawan Nasional,” kata Sekretaris Militer Presiden, Marsekal Muda TNI Mohamad Tony Harjono, saat membacakan Keputusan Presiden RI Nomor 109 dan 110 TK Tahun 2021 tersebut.
Di urutan selanjutnya adalah Sultan Aji Muhammad Idris dari Kalimantan Timur, Usmar Ismail dari DKI Jakarta dan Raden Arya Wangsakara dari Provinsi Banten.
Tombolotutu berada di urutan pertama itu, sudah diketahui sejak verifikasi terakhir yang dilakukan tim dari Kementerian Sosial RI. Saat hasil verifikasi sudah berada di meja Menteri Sosial, nama Tombolotutu sudah berada di posisi nomor satu, pun halnya sampai ke meja Presiden, nama Tombolotutu juga masih berada di urutan pertama. Maka tak heran, saat Sekretaris Militer Presiden membacaan Keputusan Presiden, menyebut nama Tombolotutu berada di urutan pertama.
Berikut foto-foto prosesi penganugerahan gelar Pahlawan Nasional terhadap Tombolotutu, yang diserahkan oleh Presiden kepada Andi Mulhanan Tombolotutu, mewakili ahli waris di Istana Negara :





Andi Mulhanan Tombolotutu, mengatakan, pihak keluarga tidak pernah mengusulkan gelar kepahlawanan kepada kakek mereka itu.
“Sesungguhnya itu bukan inisiatif dari keluarga, karena kami menyadari betul, bukan hanya beliau yang melakukan perlawanan terhadap penjajah di masa itu. Masih banyak tokoh di daerah ini yang juga sangat pantas untuk diberi gelar Pahlawan Nasional,” kata Mulhanan Tombolotutu.
Menurut mantan Wakil Wali Kota Palu dua periode itu, gelar Pahlawan Nasional yang disematkan kepada kakek mereka, karena pihak akademisi yang membentuk tim peneliti dari berbagai perguruan tinggi, mulai dari Universitas Tadulako Palu, Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu (dulunya IAIN) dan Universitas Halu Uleo, Kendari.
“Pihak akademisi kemudian meminta dukungan dari keluarga atas aktivitas riset yang mereka lakukan. Ahamdulillah, sesudah sekian tahun melakukan riset hingga ke perpustakaan Belanda, Arsip Nasional dan berbagai sumber, akhirnya upaya itu berbuah hasil. Tentu sebagai Pahlawan Nasional pertama di Sulteng,” kata Mulhanan. *

Tinggalkan Balasan