SIGI, KAIDAH.ID – Bupati Sigi, Mohammad Irwan mengatakan, pihaknya mulai menggunakan teknologi bioflok untuk mengembangkan sektor perikanan darat di daerahnya. Teknologi tersebut untuk meningkatkan produksi dan kualitas perikanan darat di Kabupaten Sigi.
“Kita sengaja menggunakan teknologi bioflok untuk membangun daya saing sektor perikanan darat,” kata Bupati.
Bioflok adalah salah satu teknologi budidaya ikan, yakni suatu teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.
Kabupaten Sigi, satu-satunya kabupaten di Sulawesi Tengah yang tidak memiliki laut. Potensi perikanan di kabupaten itu, adalah budi daya perikanan darat (ikan air tawar) yang berasal danau dan tambak.
Menurut Bupati Mohammad Irwan, satu bioflok dapat menampung ikan sebanyak 600 ekor ikan yang dibudidaya selama empat bulan. Dari jumlah itu, potensi pendapatan ditaksir sekira Rp8 juta per sekali panen.
“Biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan ikan air tawar dengan metode bioflok, mencapai Rp12 juta yang terdiri dari, biflok, benih dan pakan, untuk satu bioflok,” jelas Bupati.
Bupati berkata, bioflok merupakan salah satu teknologi ramah lingkungan yang digunakan oleh Pemkab Sigi, untuk pengembangan budidaya ikan air tawar. Teknologi itu mulai diterapkan di Balai Benih Ikan di Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi.
Penerapan teknologi itu, sekaligus menjadi percontohan bagi masyarakat di daerah itu yang menggantungkan ekonominya pada sektor perikanan darat.
“Dengan teknologi itu, budidaya ikan air tawar hanya memakan waktu tiga sampai empat bulan, setelah itu masyarakat bisa panen ikan dan menikmati hasilnya yang lebih besar,” kata dia.
Data yang diperoleh kaidah.id dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menyebutkan, potensi perikanan yang dimiliki di Kabupaten Sigi, hampir seluas 1.040 hektare. Sekira 314.72 hektare sudah dikelola oleh pelaku utama melalui usaha budidaya perikanan air tawar, berupa komoditi ikan nila, ikan mas, ikan lele, dan sebagian kecil ikan gabus dan gurami.
KEUNGGULAN TEKNOLOGI BIFLOK
Beberapa keunggulan budidaya ikan air tawar dengan sistem bioflok, yaitu: pertama, dapat meningkatkan kelangsungan hidup atau survival rate (SR) hingga lebih dari 90 % dan tanpa pergantian air.
Air hasil budidaya ikan nila dengan sistem bioflok tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan dapat disinergikan dengan budidaya tanaman misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan. Hal ini dikarenakan adanya mikroorganisme yang mampu mengurai limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman.
Kedua, Feed Conversion Ratio (FCR) atau perbandingan antara berat pakan yang telah diberikan dalam satu siklus periode budidaya dengan berat total (biomass) yang dihasilkan pada ikan nila mampu mencapai angka 1,03, artinya penggunaan pakan sangat efisien untuk menghasilkan 1 kg ikan hanya membutuhkan 1,03 kg pakan. Jika dibandingkan dengan pemeliharaan di kolam biasa FCRnya mencapai angka 1,5.
Ketiga, padat tebarnya pun mampu mencapai 100-150 ekor/m3 atau mencapai 10-15 kali lipat dibanding dengan pemeliharaan di kolam biasa yang hanya 10 ekor/m3.
Keempat, aplikasi sistem bioflok pada pembesaran ikan air tawar juga telah mampu meningkatkan produktivitas hingga 25 – 30 kg/m3 atau 12-15 kali lipat jika dibandingkan dengan di kolam biasa yaitu sebanyak 2 kg/m3.
Kelima, waktu pemeliharaan lebih singkat, dengan benih awal yang ditebar berukuran 8 – 10 cm, selama 3 bulan pemeliharaan, benih tersebut mampu tumbuh hingga ukuran 250 – 300 gram/ekor sedangkan untuk mencapai ukuran yang sama di kolam biasa membutuhkan waktu 4-6 bulan.
Keenam, Ikan air tawar dari hasil budidaya sistem bioflok lebih gemuk sebagai hasil pencernaan makanan yang optimal. Komposisi daging atau karkasnya lebih banyak, juga kandungan air dalam dagingnya lebih sedikit.
Secara bisnis, budidaya ikan air tawar juga sangat menguntungkan. Harganya cukup baik dan stabil di pasaran.
Dalam pemeliharaan ikan air tawar sistem bioflok yang perlu dijaga adalah kandungan oksigen yang larut di dalam air, karena oksigen disamping diperlukan ikan untuk pertumbuhan, juga diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan kotoran atau sisa metabolisme di dalam air. *
Tinggalkan Balasan