Tombolotutu Anak Kandung Massu, Penebar Bara Perlawanan di Teluk Tomini, Kami Brsyukur Tombolotutu Pahlawan, Walau Dihadang Peluru, Tetap Melawan (Pantun karya Lukman Nadjamuddin)

TINOMBO, KAIDAH.ID – Ahli waris almarhum Tombolotutu, Jumat, 26 November 2021 malam, menggelar acara syukuran bersama warga Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, atas anugerah gelar Pahlawan Nasional terhadap Tombolotutu.

Acara itu, sekaligus menyerahkan petikan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 109/TK/2021 Tentang Penganugerahan Pahlawan Nasional.

Andi Mulhanan Tombolotutu, salah seorang ahli waris dari generasi ke empat Tombolotutu mengatakan, ketika Longki Djanggola masih menjabat sebagai Bupati Parigi Moutong, telah menggagas pengusulan Tombolotutu sebagai Pahlawan Nasional.

“Sampai beliau menjadi Gubernur Sulteng, beliau tetap mengawal pengusulan tersebut,” kata Andi Mulhanan Tombolotutu.

Menurutnya, setelah kepemimpinan berganti ke Rusdy Mastura, Tim Penelitian dan Pengkajian Gelar Pusat (TP2GP) Pahlawan Nasional, melakukan verifikasi terhadap Tombolotutu, Gubernur Rusdy Mastura yang memang paham mengenai sejarah, menjelaskan secara detail tentang perjuangan Tombolotutu.

“Setelah TP2GP kembali ke Jakarta, langsung menetapkan Tombolotutu sebagai Pahlawan Nasional yang ke 191,” jelas Mulhanan.

Namun, jelas Mulhanan, sebelumnya, peneliti dari Universitas Tadulako, Lukman Nadjamuddin dalam seminar di Universitas Kebangsaan Malaysia mengisahkan tentang perjuangan Tombolotutu.

“Forum seminar kemudian menyarankan agar Lukman Nadjamuddin meneliti itu dan mengusulkan agar Tombolotutu menjadi Pahlawan Nasional,” jelas Mulhanan.

Setelah itu, lanjut Mulhanan, Lukman Nadjamuddin kemudian membentuk tim peneliti dan meminta izin keluarga Tombolotutu untuk meneliti tentang sejarah perjuangan Tombolotutu.

“Akhirnya, pada 25 Oktober 2021, Presiden menandatangani Kepres penetapan Tombolotutu sebagai Pahlawan Nasional dan penyerahan anugerah itu dilaksanakan pada 10 November 2021 di Istana Negara. Saya sebagai salah seorang ahli waris, dipercayakan menerimanya,” kata Mulhanan.

Maka, pihak keluarga tidak keberatan jika nama Tombolotutu disematkan dalam setiap kegiatan, nama tempat dan lainnya, karena Tombolotutu sudah menjadi milik negara.

“Kami telah mewakafkan nama Tombolotutu untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata mantan Wakil Wali Kota Palu itu.

Mulhanan menambahkan, nilai-nilai kejuangan Tombolotutu harus dapat diimplementasikan dalam upaya menjaga sumber daya alam, sumber daya kelautan, karena itu menjadi nilai-nilai kejuangan Tombolotutu.

“Perjuangan Tombolotutu adalah representasi perjuangan rakyat Sulteng. Sebagai simbol gerakan rakyat. Bahwa kemerdekaan yang dinikmati rakyat Sulteng, tidak diberikan secara percuma, tapi diperjuangkan, direbut dengan darah dan air mata,” kata Mulhanan.

Ketua Tim Peneliti Gelar Pahlawan Tombolotutu, Lukman Nadjamuddin menjelaskan, pengusulan Tombolotutu membutuhkan waktu panjang. Tidak sekadar dari cerita-cerita rakyat dan keluarga. Ternyata banyak tulisan tentang Tombolotutu dalam Bahasa Belanda.

“2016 kami melakukan riset dan pengujian dari berbagai sumber, kemudian dikemas dalam sebuah buku berjudul Bara Perlawanan di Teluk Tomini,” jelas Lukman.

Dalam pengusulan itu, katanya, banyak kendala yang dihadapi. Antara lain harus bisa menjelaskan tentang biografi Tombolotutu dan harus ada foto diri Tombolotutu.

“Saya tanya ke teman-teman, apakah Hasanuddin, Pattimura dan lain-lain punya foto? Ternyata hanya sketsa. Akhirnya kami menemukan seorang pelukis di Benteng Rotterdam Makassar, dan berhasil membuat sketsa wajah Tombolotutu. Itulah yang menjadi dasar kami mengusulkan gelar pahlawan,” jelas Lukman Nadjamuddin

Ini bukanlah usulan yang terakhir, tapi ada lagi tokoh-tokoh lainnya yang juga punya perjuangan yang besar terhadap bangsa dan negara.

Ketika diusulkan, tambahnya, juga membutuhkan waktu panjang, karena dikaji kembali oleh tim pemberian gelar pahlawan sampai verifikasi lapangan dan lain.

“Proses untuk sampai pada titik ini tidaklah mudah. Tapi karena kerja sama semua pihak, kita mendapatkannya. Tentunya bukan hanya ahli waris yang bangga, tapi menjadi kebanggaan bersama masyarakat Sulawesi Tengah,” sebut Wakil Rektor Untad itu.

Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura mengatakan, Pahlawan Tombolotutu menjadi inspirasi bagi masyarakat Sulteng.

“Maka saya akan memasukan sejarah perjuangan Tombolotutu dalam kurikulum di sekolah-sekolah,” janji Gubernur Cudy, sapaan akrabnya.

Gubernur mengajak semua pihak untuk menggelar napak tilas perjalanan dan perjuangan Tombolotutu melawan penjajah Belanda.

“Nanti kita minta data dari Lukman Nadjamuddin, daerah mana saja yang dilewati oleh Tombolotutu saat itu, untuk kepentingan napak tilas nanti,” tandas Gubernur. (*)

Berikut foto-foto acara syukuran Gelar Pahlawan Nasional Tombolotutu:

ISTANA RAJA – Gubernur Rusdy Mastura disambut adat saat tiba di Istana Raja Moutong di Tinombo, Jumat, 26 November 2021 malam | Foto: ochan/kaidah
Mulhanan Tombolotutu | Foto: Ochan/Kaidah
PROSESI ADAT – Prosesi adat saat Gubernur Rusdy Mastura memasuki Rumah Raja Moutong di Tinombo, Jumat, 26 November 2021 malam | Foto: Ochan Kaidah
PENGUSUL – Longki Djanggola, pengusul pertama gelar Pahlawan Nasional kepada Tombolotutu. Saat itu Longki masih menjabat sebagai Bupati Parigi Moutong dan Syamsurizal Tombolotutu sebagai Wakil Bupati Parigi Moutong | Foto: Ochan/Kaidah
SYUKURAN – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menggelar acara syukuran penetapan Tombolotutu sebagai Pahlawan Nasional di Istana Raja Moutong, Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat 26 November 2021 malam | Foto: Ochan/Kaidah