“Sebagai gubernur, saya harus siap menerima risiko atas setiap keputusan yang saya ambil demi mewujudkan semua program, untuk percepatan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Saya selalu bilang, tidak ada gunanya saya menjadi gubernur, kalau tidak memberikan dampak untuk memperbaiki kondisi masyarakat,” tegasnya.

DONGGALA, KAIDAH.ID – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy Mastura menyerahkan bantuan Program Pengembangan Mata Pencaharian Komunitas yang Terintegrasi dalam Wadah Pengurangan Risiko Bencana yang diinisiasi oleh Yayasan Care Peduli di Desa Tanjung Padang, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala,  Rabu, 22 Desember 2021.

Bantuan dari Yayasan Care Peduli yang diserahkan oleh Gubernur Sulteng tersebut berupa berupa sapi dan kandang penggemukan, sarana produksi kerajinan lokal dari sabuk kelapa dan arang tempurung. Gubernur juga meninjau rumah produksi dan kebun pengembangan rumput pakan ternak sapi.  

Gubernur menyampaikan apresiasi kepada Yayasan Care Peduli dan Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada masyarakat terdampak bBencana di Kabupaten Donggala.

“Terima kasih Yayasan Care Peduli dan ROA. Tingkat kemiskinannya mencapai 18 persen. Saya berharap dengan program ini, dapat mengurangi jumlah masyarakat miskin itu,” harap Gubernur.

Dia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Sulteng telah menanda tangani kesepakatan bersama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk memberikan kredit dengan bunga ringan dan tanpa agunan. Jumlah bantuan itu di bawah Rp100 juta per kelompok masyarakat

“Total bantuannya hingga Rp5 triliun. Saya juga sudah laporkan kepada Presiden, jika pihak BRI mempersulit penyalurannya kredit tersebut maka pejabat bank akan mendapatkan sanksi. Saya juga minta agar kredit tersebut  jangan hanya dinikmati pengusaha besar saja.” Tegas Gubernur Cudy, sapaan akrabnya.

Gubernur menginstruksikan kepada bupati dan camat agar mendorong masyarakat  memanfaatkan Kredit UMKM dari BRI tersebut.

“Jangan bangga dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ada, karena APBD tidak mampu mendorong percepatan kesejahteraan masyarakat. Maka saya minta, dorong masyarakat untuk memanfaatkan kredit itu untuk membuka usaha dan lahan pertanian, supaya ke depan tidak ada lagi tanah yang terlantar di seluruh wilayah Sulteng,” kata Gubernur.

Gubernur Cudy mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan untuk pertanian, karena Pemprov Sulteng sedang mengembangkan food estate, untuk mempersiapkan Sulteng menjadi daerah penyangga bagi Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Pase Utara (PPU), Kalimantan Timur.

“Kita kembangkan infrastruktur untuk membangun koneksitas distribusi bahan produksi pertanian masyarakat ke IKN di PPU, juga mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur. Maka saya siap meminjam dana untuk meningkatkan fiskal daerah demi mempercepat pembangunan infrastruktur tersebut,” jelasnya.

Gubernur mengatakan, jika Pemprov Sulteng tidak melakukan lompatan-lompatan pembangunan maka dapat dipastikan Sulteng akan terus tertinggal dari daerah lain dan tidak dapat berdaya saing.

“Sebagai gubernur, saya harus siap menerima risiko atas setiap keputusan yang saya ambil demi mewujudkan semua program, untuk percepatan pembangunan dan penanggulangan kemiskinan. Saya selalu bilang, tidak ada gunanya saya menjadi gubernur, kalau tidak memberikan dampak untuk memperbaiki kondisi masyarakat,” tegasnya.

Tim Leader Yayasan Care Indonesia, Butu Madika, menjelaskan, Yayasan Care Peduli telah hadir sejak terjadinya bencana 28 September 2018 silam. Semua program Yayasan Care Peduli selama ini, mengandeng lembaga swadaya masyarakat lokal untuk menjalankan program bantuan pemulihan ekonomi masyarakat dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tangguh bencana.

“Saat ini kami sedang mengembangkan pemberdayaan ekonomi dan penghidupan masyarakat yang tangguh bencana bersama Relawan Orang dan Alam (ROA) di lima desa di Kecamatan Sirenja,” katanya. (*)