PALU, KAIDAH.ID – Pada 28 September 2018 silam, Kota Palu dilanda gempa dahsyat, disertai tsunami dan likuefaksi. Masjid Raya (dulu namya Masjid Agung) Darussalam Palu hancur total karena dihantam tanah goyang 7,4 magnitudo itu.

Gubernur Sulawesi Tengah ketika itu Longki Djanggola menginstruksikan agar tempat ibadah umat Islam itu dibangun kembali.  Dibuatlah sayembara desain Masjid Raya Darussalam. Ketua Tim Penilai Sayembara ketika, KH Zainal Abidin dengan beranggotakan delapan orang lainnya.

Pada 20 Mei 2020, dewan juri menetapkan tiga pemenang, yaitu ketua kelompok Arif S Lasimpara sebagai pemenang pertama, disusul kelompok Muh Syafruddin terbaik kedua dan kelompok  Sukri Amir sebagai pemenang ketiga. Masing-masing mereka mendapatkan hadiah Rp60 juta, Rp25 juta dan Rp15 juta.

Setelah adanya pemenang sayembara desain Masjid Raya Darussalam Palu itu, seharusnya pemerintah sudah harus mamasukan anggarannya di APBD agar masjid kebanggaan masyarakat Sulteng itu dapat segera dimulai pembangunannya.

Namun sayangnya, menurut anggota Badan Anggaran dari Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Sulteng, Hidayat Pakamundi, pada pembahasan APBD 2021, anggaran itu sudah ada lebih kurang Rp50 miliar.

Tapi menurut Hidayat, anggaran itu tidak dapat digunakan, karena ternyata belum ada gambar detil desain pembangunan masjid raya dari konsultan.

“Bagaimana mau membangun kalau belum rencana detailnya. Akhirnya, anggaran itu digunakan untuk pembelanjaan yang lain,” kata Hidayat Pakamundi kepada kaidah.id, Selasa 1 Februari 2022 siang.

Menurut Hidayat, seyogianya segera disiapkan gambar desain secara detil, kemudian memasukan kembali anggarannya di APBD 2022. Namun apa lacur, ternyata harapan itu sirna, karena pihak eksekutif tidak mencantumkannya di APBD 2022.