Pada 24 Februari 2021 lalu, tiga warga tewas dan 26 lainnya tertimbun, karena longsor di tambang emas Desa Buranga Ampibabo, Parigi Moutong.

Pada 13 Februari 2022, tragedi berdarah kembali terjadi. Kali ini, seorang pengunjuk rasa yang memprotes kehadiran perusahaan tambang emas, tewas. Diduga karena ditembak, entah oleh petugas keamanan atau oleh pihak lain. Investigasi menguak kebenaran masih sedang berlangsung.

Kapolda Sulteng, Inspektur Jenderal Polisi, Rudy Sufahriadi telah memerintahkan anggotanya di Bidang Propam untuk mengusut itu.

“Jika ada anggota saya yang salah, akan ditindak tegas,” kata Kapolda.

Kapolda juga meminta maaf atas tewasnya seorang pengunjuk rasa bernama Erfaldi (21 tahun) tersebut.

Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura menegaskan, perkara Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Trio Kencana yang dimasalahkan warga, bukan menjadi kewenangannya.

“Saya tidak berwenang mencabut IUP, yang punya wewenang itu adalah Kementerian ESDM,” tegas Gubernur Rusdy Mastura.

Meski sudah mengantongi IUP, tetapi perusahaan yang masalahkan itu, kata Gubernur, belumlah operasional.

“Yang operasional justru perusahaan tambang ilegal,” tegasnya.

Sebelumnya, Gubernur Sulteng memang telah berjanji bertemu warga yang berunjuk rasa itu pada Senin 14 Februari 2022.

“Saya tidak bisa menemui warga di hari Sabtu kemarin, karena sedang kunjungan kerja bersama Kapolda dan Danrem. Maka saya mengutus Tim Ahli menemui pendemo untuk menyampaikan pertemuan pada Senin ini,” jelas Gubernur.

Tetapi, pertemuan belum sempat terwujud, para penemu telah memblokade Jalan Trans Sulawesi di Tinombo Selatan. Arus lalulintas terganggu. Negosiasi dengan petugas keamanan tak berbuah hasil. Ahad dini hari, terjadilah tragedi berdarah yang tak diharapkan. Erfaldi tewas dalam proses pembubaran pendemo.

“Saya percaya, Kapolda Sulteng bisa menyelesaikan masalah tersebut,” tegas Gubernur Rusdy Mastura.

Gubernur juga telah menyampaikan berbelasungkawa dan mengirim uang duka kepada keluarga korban di Desa Tada, Parigi Moutong.

“Saya bertanggung jawab atas masalah itu, tetapi saya yakin Kapolda juga menyelesaikannya,” kata Gubernur.

MINTA INTERVENSI KAPOLRI