Pihak keluarga dan para pihak menuding Rohani Mastura sebagai salah seorang “biang kerok” dari kekisruhan itu. Isu dan dugaan jual beli jabatan pun menyeruak dan beredar liar ke mana-mana.

Dalam setiap silaturahmi lebaran di rumah-rumah orang, topik pembicaraan tamu dan tuan rumah tidak bergeser pada soal dugaan jual beli jabatan itu. Satu nama yang trending topik, Rohani Mastura.

Dugaan Rohani Mastura menerima dana dari sejumlah orang agar dilantik dalam jabatan eselon III dan IV. Nilainya disebut, paling kecil Rp5 juta dan paling besar sekira Rp40 juta. Bahkan sampai ada bukti transfer yang beredar luas di group-group WhatsApp. Tetapi bukti transfer itu tertulis tahun 2021.

Rohani Mastura membantah itu. Dia mengatakan, dia tidak tahu menahu soal perubahan nama-nama pejabat yang akan dilantik. Itu bukan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dia sebagai staf ahli.

“Untuk mutasi, itu tupoksinya Badan Kepegawaian Daerah (BKD),” singkat Rohani Mastura.

Saat ditanya tentang siapa yang mengubah nama-nama pejabat yang dilantik tersebut, Rohani Mastura menampiknya dan mengajak kaidah.id untuk bertemu Sabtu, 7 Mei 2022 siang di salah satu rumah. Tetapi karena wartawan kaidah.id masih berpuasa Syawal, akhirnya pertemuan itu belum terjadi.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Asri, juga membantah dirinya terkait dengan jual beli jabatan itu. Ia mengaku tidak tahu menahu masalah tersebut.

“Saya sudah dengar isunya, tapi saya tidak tahu menahu soal itu,” kata Asri

Asri meminta agar mereka yang merasa dirugikan, mengumpulkan bukti lalu melaporkan langsung kepada Gubernur sebagai pembina aparatur sipil negara di lingkup Pemprov Sulteng.

Tetapi bola liar tidak bisa lagi dibendung. Beredar kabar, Kepala BKD akan dicopot.

TIM INVESTIGASI

Gubernur Rusdy Mastura gerah. Ia berjanji segera membentuk tim investigasi untuk mengusut tuntas dugaan memperjual-belikan kotak jabatan pada eselon III dan IV yang dilantik pelantikan 28 April 2022 lalu.