PALU, KAIDAH.ID – Saat ini, partai-partai politik sedang sibuk-sibuknya mendaftar sebagai peserta Pemilu 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Setelah itu, rekrutmen calon anggota legislatif seluruh tingkatan mulai dilakukan.
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) juga melakukan tahapan itu. Di Sulawesi Tengah (Sulteng), partai besutan Prabowo Subianto itu bahkan telah menggelar rapat dengan para bakal calon anggota legislatif yang akan berkompetisi pada Pemilu 2024 nanti
Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng, Longki Djanggola, menjadi seorang di antara para bakal caleg itu.
“Pak Longki akan menjadi caleg DPR RI dari daerah pemilihan Sulteng,” kata Wakil Ketua Partai Gerindra Sulteng, Stivan Helmy Sandagang.
Longki Djanggola, awalnya masih pikir-pikir lagi untuk ikut bertarung pada Pemilu 2024. Tetapi karen keinginan dan desakan kader serta konstituennya, akhirnya memutuskan untuk berkompetisi menuju Senayan.
Sejak menyatakan maju sebagai calon anggota DPR RI, mantan Gubernur Sulteng dua periode itu telah melakukan kunjungan ke sejumlah daerah, untuk menyerap aspirasi pemilih.
Dari kunjungan-kunjungan itu, diketahui banyak yang berharap agar Longki Djanggola tetap berkhidmat untuk masyarakat Sulteng melalui DPR RI.
Sekretaris DPD Partai Gerindra Sulteng, Abdul Karim Aljufri menegaskan, warga masih meminta agar Longki Djanggola tetap mewakafkan dirinya mengabdi kepada rakyat melalui jalur legislatif di DPR RI.
“Mereka meminta agar Pak Longki mencalonkan diri di DPR RI,” kata Abdul Karim Aljufri.
PRESTASI LONGKI DJANGGOLA
Keinginan majunya Longki Djanggola menuju Senayan, bukan tanpa pertimbangan yang matang. Segala sesuatunya telah dipikirkan secara matang.
Sederet penghargaan selama memimpin Sulawesi Tengah, tak terbilang banyaknya. Penghargaan yang diterima bukan dengan cara dibeli, tetapi memang karena prestasinya yang tak terbilang.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang meningkat dari tahun ke tahun, menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan kepemimpinan Magau Djanggola itu.
Berikut prestasi Longki Djanggola di bidang pertumbuhan ekonomi, selama ia menjabat sebagai Gubernur Sulteng Masa Bakti 2011-2016 dan 2016-2021, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng:
- Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2012 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 9,27 persen terhadap tahun 2011. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 naik dari 19.237 miliar tahun 2011 menjadi Rp21.019 miliar tahun 2012. Seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif.
2. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013, yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 9,38 persen terhadap tahun 2012. Nilai PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2013 mencapai Rp 22.979 miliar, sedangkan pada tahun 2012 sebesar Rp21.008 miliar. Nilai PDRB Sulawesi Tengah pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 58.641 miliar, sedangkan pada tahun 2012 yang lalu mencapai Rp 51.106 miliar atau naik sebesar Rp 7.535 miliar.
3. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 pada Triwulan III/2014 mencapai 3,48 persen (q to q) dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2013 mengalami pertumbuhan 6,58 persen (y-on-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi triwulan I-III tahun 2014 apabila dibandingkan dengan Triwulan I-III tahun 2013 mencapai 4,45 persen (c to c). Nilai PDRB Triwulan III/2014 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 16.757 miliar, dan atas harga konstan 2000 mencapai Rp 6.117 miliar.
4. Perekonomian Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan IV-2015 mencapai Rp 28.988 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 22.257 miliar.
5. Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2015 terhadap tahun 2014 (c-to-c) tumbuh 15,56 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 89,99 persen, adapun dari sisi pengeluaran terjadi pada komponen Impor yang tumbuh 281,67 persen.
6. Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2016 tumbuh 9,98 persen, mengalami perlambatan dibanding tahun 2015 sebesar 15,52 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 35,12 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Luar Negeri.
7. Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017 (c-to-c) tumbuh 7,14 persen, melambat dibandingkan tahun 2016 sebesar 9,98 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 15,18 persen.
8. Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2018 (c-to-c) tumbuh 6,30 persen, melambat dibandingkan tahun 2017 sebesar 7,10 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 10,37 persen.
9. Ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah triwulan II-2019 tumbuh 6,62 persen lebih tinggi dibanding pertumbuhan triwulan II-2018 (y-on-y) yang sebesar 6,20 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial sebesar 19,11 persen.
10. Ekonomi Sulteng triwulan III 2020 tumbuh 2,82% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II 2020, yakni -0,06% (yoy). Dari sisi sektoral, meningkatnya perekonomian Sulteng disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan pada sektor industri pengolahan, pertambangan, pertanian dan relatif membaiknya perkembangan sektor lainnya.
11. Ekonomi Sulawesi Tengah triwulan I tahun 2021 jika dibandingkan triwulan I tahun 2020 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,26 persen melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,88 persen.
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang terus meningkat itu, menurut Menteri Perdagagan M. Lutfi, telah menyelamatkan wajah Indonesia di mata internasional. Bagaimana tidak, di tengah masa pandemi Covid-19, ekonomi dunia terjun bebas, tetapi ekonomi Indonesia justru meningkat.
Peningkatan ekonomi itu ditandai dengan adanya ekspor Selama April 2021. Nilai Ekspor Sulawesi Tengah sebesar US$ 956,58 Juta didominasi pada sektor pertambangan nikel.
Tetapi di hadapan Menteri Perdagangan, Gubernur Longki mengatakan tidak berbangga dengan tingginya nilai ekspor itu, sebab yang kembali ke Sulteng tidak sesuai harapan.
“Dana bagi hasil tidak sesuai kenyataan. Sudah begitu, kita harus mengemis ke pemerintah pusat. Begitu diberikan, malah dicicil. Ini yang harus dibenahi,” kata Longki Djanggola.
Pertumbuhan ekonomi Sulteng di masa kepemimpinan Longki Djanggola sebagai Gubernur, cukup menjadi salah satu modal besar baginya untuk melanjutkan perkhidmatannya mengabdi untuk rakyat Sulteng di DPR RI. (*)
Tinggalkan Balasan