Menurutnya, Jawa Timur punya Perpres. Jawa Tengah juga begitu. Kenapa Sulteng tidak.

“Secara politis, geografis sangat strategis dengan IKN. Kita usulkan Perpres berlaku lima tahun ke depan. Sehingga usulan-usulan kita ke kementerian tidak akan ditolak karena ada payungnya berupa Perpres percepatan. Jadi kita mesti melihat ini semua adalah kebijakan pembangunan. Jangan dibanding-bandingkan,’’ tegasnya.

Bantuan atau hibah ke Munas KAHMI, katanya, adalah upaya gubernur untuk daya resonansi Sulteng masa depan Indonesia ketika dunia dilanda krisis energi, krisis pangan dan krisis sumber daya alam.

“Jujur saja, ini juga bagian strategi. Alumni HMI ada di semua level organisasi pemerintahan, swasta usaha dan lainnya. Diprediksi ada enam ribuan akan hadir di Palu,” kata Gubernur.

“Saya berharap ada daya ungkit ekonomi di acara itu, daya ungkit kampanye Sulteng yang meresonansi hingga di Indonesia. Saya minta juga agar panitia Munas membuat event yang menyertakan seluruh kekuatan UMKM, dan lainnya,” tambah Cudy yang mengaku ke Batam, Jakarta dan daerah lain hanya untuk menjemput dan mempercepat Sulteng maju dan sejahtera.

Gubernur juga mengaku mengapresiasi kritik, demonstrasi dan pikiran cerdas beberapa elemen masyarakat dan akademisi.

“Ini bukti saya dijaga oleh mereka adik-adik. Tidak apa-apa. Biar ke depan siapa yang main-main dengan anggaran akan berhadapan dengan masyarakat. Saya minta semua kembali fokus untuk membangun Sulteng. Biasa dikritik oleh kawan sendiri,” tandas Gubernur Cudy. (*)