PARIGI MOUTONG, KAIDAH.ID – Data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Parigi Moutong tahun 2021, menyebutkan, potensi lahan perikanan khusus tambak di wilayah itu seluas 10.058 hektare. Dari potensi tersebut lebih kurang 5.089 hektare dimanfaatkan sebagai tambak tradisional dengan jumlah produksi 1.096 ton per tahun, tambak intensif 39 hektare dengan produksi 8.775 ton, dan teknologi intensif seluas 159 hektare dengan jumlah produksi 14.346 ton.
Diharapkan, dengan gambaran produksi ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) serta kementerian lainnya, dapat mendukung dan menjadikan Teluk Tomini sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangan berbasis industri perikanan udang vaname.
Tenaga Ahli Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Hasanuddin Atjo, mengatakan, kawasan Teluk Tomini di Sulteng, sangat potensial untuk pengembangan industri komoditas udang vaname.
Hasanuddin Atjo mengingatkan, sumber daya kemaritiman di Teluk Tomini sangat berlimpah, dan kawasan itu sangat strategis untuk subsektor perikanan tangkap, budi daya perikanan, pertanian, perkebunan dan peternakan untuk membantu menopang ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi nasional.
Ia mengemukakan, di Parigi Moutong saat ini, masih dua industri perikanan yang beroperasi menggunakan teknologi budi daya intensif yang fokus kepada pengembangan komoditas udang vaname.
“Teluk Tomini memiliki garis pantai 1.350 kilometer, dengan luas wilayah perairan 137.700 kilometer persegi, dan secara administrasi terdiri dari wilayah Sulteng, Gorotalo dan Sulawesi Utara. 65 persen luas teluk tersebut masuk di wilayah Sulteng,” katanya.
Menurutnya, pengembangan industri perikanan perlu dilakukan desain ulang terhadap pengelolaan sektor ini, maka pendekatan kawasan, penerapan industrialisasi dan digitalisasi menjadi kata kunci terhadap desain ulang itu.
Hasanuddin Atjo menjelaskan, secara nasional, tahun 2021 devisa dari komoditas udang vaname sekitar 2,3 juta dolar Amerika Serikat dari volume ekspor sekitar 250 ribu ton, atau hampir separuh dari devisa ekspor hasil perikanan Indonesia.
“Nah, komoditas ini sekitar 60 persen masih diekspor dalam bentuk bahan baku,” ujarnya.
Dia yakin, produksi udang vaname di Kawasan Teluk Tomini dapat ditingkatkan berlipat ganda, jika melihat perkembangan negara penghasil udang, Ekuador misalnya dengan panjang garis pantai 2.700 kilometer mampu memproduksi udang di tahun 2021 sebesar 1,1 juta ton, atau sekitar 20 persen dari produk dunia.
“KEK berbasis industri perikanan (udang vaname) sangat memberikan keuntungan bagi negara, terlebih daerah setempat yang produksinya siap untuk dimasak dan dimakan, yang kini menjadi tren kebutuhan di era digital dan global,” tandas mantan Kepala DKP Sulteng ini. (*)

											
																	
															
															
															
															
							
							
							
							
								
								
								
								
Tinggalkan Balasan