REDAKSI KAIDAH.ID kali ini menulis artikel Panjang tentang kilas balik kerusuhan Poso,  lahirnya teroris Poso, hingga peran Inspektur Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi dalam penumpasan kelompok teroris yang menamakan diri sebagai Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Agar lebih terkini, Ruslan T. Sangadji (Ochan), penulis artikel ini akan menyuguhkannya secara berseri, yang dimulai dengan profil singkat Irjen Pol Rudy Sufahriadi. Terlebih lagi, artikel ini tidak bermaksud menyinggung sejumlah pihak yang pernah terlibat konflik Poso, tetapi hanya untuk meningatkan kembali sejarah kelam yang pernah terjadi di Poso. Maka di akhir tulisan ini, akan ditulis kembali sosok eks teroris yang menjadi penganjur damai di Poso.

Mari kita simak bersama.


TERORIS POSO yang menamakan diri mereka sebagai Mujahidin Indonesia Timur (MIT), telah habis ditumpas oleh pasukan Operasi Madago Raya di bawah komando Inspektur Jenderal Rudy Sufahriadi.

Jenderal ini, di internal kepolisian dikenal dengan nama Rudy Gajah, karena posturnya yang tinggi besar. Tewasnya sejumlah teroris MIT di Poso, tak terlepas dari peran perwira tinggi kelahiran 23 Agustus 1965 ini.

Rudy Sufahriadi, lulusan Akpol 1988 ini ahli di bidang reserse. Pada 25 Agustus 2021 lalu, diserahi tugas sebagai Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng). Ini merupakan jabatan kedua kalinya di Polda Sulteng.

Penelusuran dari berbagai sumber, Irjen Rudy Sufahriadi pernah menjabat sebagai Kapolres Poso pada 10 November 2005. Baru saja dua bulan dalam jabatan itu, Rudy Sufahriadi nyaris menjadi korban penembakan teroris Poso. 

Peristiwa yang terjadi pada 24 Januari 2006 itu, saat Rudy Sufahriadi baru saja selesai menunaikan Salat Subuh berjamaah di Masjid Raya Poso. Ia ditembak dari jarak dekat.

Rudy Sufahriadi ditembak dari jarak dekat oleh seseorang yang dibonceng sepeda motor RX King.

Beruntung, Rudy Sufahriadi selamat dari maut, meskipun saat itu ia hanya seorang diri tanpa pengawalan. Berkat kemampuannya, ia berhasil menghindar dari penembakan teroris itu.

Bertahun-tahun kemudian, teroris penembak Rudy Sufahriadi akhirnya diketahui bernama Enal Tao alias Haris alias Zaenal, yang  diketahui pernah terlibat banyak aksi kekerasan dan teror di Poso dan Palu. Sedangkan pengendara sepeda motor RX King bernama Yono Sayur.

Enal Tao telah tewas ditembak Densus 88 Anti Teror pada 12 April 2010 di Aceh. Sedangkan Yono Sayur tewas ditembak pasukan Operasi Tinombala pada 10 November 2016 di Poso.

BERPINDAH-PINDAH JABATAN

Meniti karir di kepolisian, Rudy Sufahriadi sempat menjabat dari jabatan penting ke jabatan penting lainnya. Antara lain:

– Kepala Unit Reserse Brimob Direktorat Serse Polda Metro Jaya (1997)

– Komandan Batalyon A Satuan Brimob Polda Papua (2000)

– Wakil Kepala Satuan Brimob Polda Maluku (2001)

– Wakil Kepala Satuan I Gegana Korps Brimob Polri (2004)

– Kepala Kepolisian Resor Poso (2005)

– Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2007)

– Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya (2007)

– Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara (2009)

– Perwira Menengah Densus 88 Anti-Teror Polri (2010)

– Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (2010)

– Kapolda Sulawesi Tengah (2016)

– Komandan Korps Brimob Polri (2018)

– Asisten Operasi Kapolri (2019)

– Kapolda Jawa Barat (2019)

– Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri (2020)

– Kapolda Sulawesi Tengah (2021) dengan pangkat Inspektur Jenderal

Dalam perjalanannya, Irjen Rudy Sufahariadi sukses menangani berbagai kasus besar di Sulteng.  Pdaa 2005-2007 mengikuti Operasi Anti-Teror Bareskrim Poso, kemudian pada 2016-2018 dalam Operasi Tinombala, dan pada 2021 tergabung dalam Operasi Madago Raya.

KAPOLDA SULTENG: Rudy Sufahriadi ketika menjabat sebagai Kapolda Sulteng pertama kali dengan pangkat Brigadir jenderal | Foto: Ochan/Kaidah

Irjen Rudy Sufahriadi menjabat kembali sebagai Kapolda Sulteng berdasarkan surat telegram bernomor ST/1701/VIII/KEP/2021 tertanggal 25 Agustus 2021, yang  ditandatangani As Kapolri Bidang SDM Irjen Pol Wahyu Widada atas nama Kapolri.

Irjen Rudy Sufahriadi menggantikan  Irjen Pol Abdul Rakhman Baso. 

Selama di Polda Sulteng, Irjen Rudy Sufahriadi ikut aktif memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang bergerilya di hutan Poso, Parigi dan Sigi, sampai akhirnya teroris Poso dinyatakan habis di tangan Jenderal Rudy Sufahriadi. (Bersambung tentang sejarah konflik Poso)