Yang menarik, menurut Saiful, para tokoh yang mendapatkan dukungan publik yang lumayan baik memiliki latar belakang gubernur.

“Ada Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, Anies mantan Gubernur DKI Jakarta, dan Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat. Hanya saja, dalam temuan ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa, tidak sekuat tiga nama tersebut,” sebut Saiful.

Saiful menjelaskan, jika dilihat dari data ini, untuk menjadi calon presiden, Ridwan Kamil masih berat.

“Berdasarkan data ini, untuk menjadi calon (presiden) dari Golkar, (Ridwan Kamil) belum meyakinkan,” kata pendiri SMRC tersebut.

Dilihat dari tren setahun terakhir, dari Desember 2021 ke Desember 2022, suara Ridwan Kamil mengalami kenaikan dari 4,2 persen menjadi 7,1 persen. Menurut Saiful, kenaikan ini tidak cukup tajam untuk mendekati suara Ganjar, Anies, dan Prabowo.

Saiful menambahkan, Ridwan Kamil memiliki nilai yang agak khusus, karena merupakan Gubernur Jawa Barat yang memiliki jumlah pemilih terbesar di Indonesia, sekitar 17 persen. Karena itu, Saiful melihat Golkar mengajak Ridwan Kamil bergabung.

“Setidak-tidaknya akan bisa menarik pemilih Jawa Barat yang sangat besar, baik untuk pemilihan legislatif maupun untuk pemilihan presiden. Ridwan Kamil diharapkan menjadi vote-getter atau juru kampanye yang bisa menarik pemilih,” paparnya.

Pertanyaannya, kata Saiful Mujani, adalah seberapa kuat Ridwan Kamil di Jawa Barat dibanding dengan Prabowo, misalnya? Dalam dua kali pemilihan presiden, Prabowo selalu menang di Jawa Barat.

“Apakah Ridwan Kamil bisa bersaing dengan Prabowo Subianto di Jawa Barat?,” tanya dia.

Survei SMRC menunjukkan bahwa pada Desember 2021, dukungan pada Prabowo di Jawa Barat sangat tinggi, 34,5 persen, sementara Ganjar hanya 13,8 persen, Anies 16 persen, dan Ridwan Kamil 17,4 persen. Satu tahun kemudian, Desember 2022, suara Prabowo menjadi 20,8 persen, Ganjar, 16,1 persen, Anies 22,5 persen, dan Ridwan Kamil 20,2 persen.

Suara Anies, Prabowo, dan Ridwan Kamil seimbang karena selisihnya tidak signifikan secara statistik. Ini, menurut Saiful, mengindikasikan bahwa di Jawa Barat pemilih terbelah.

“Jika tiga tokoh ini bersaing, Prabowo, Anies, maupun Ridwan Kamil tidak bisa menang dominan,” jelas Saiful.

Data ini menunjukkan Jawa Barat tidak solid pada satu tokoh. Ridwan Kamil tidak cukup dominan di Jawa Barat. Jika Prabowo, Anies, Ridwan Kamil, dan Ganjar maju, di Jawa Barat pun Ridwan Kamil tidak bisa menang. Namun Saiful memberi catatan bahwa Ridwan Kamil bisa menghambat suara Prabowo dan Anies di Jawa Barat.

“Jawa Barat terpecah (suaranya),” tegas Saiful. (*)