JAKARTA, KAIDAH.ID – Studi yang dilakukan ilmuan politik, Saiful Mujani, menyatakan kehadiran Ridwan Kamil dapat menghambat dukungan publik pada Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
“Tetapi itu dapat terjadi, jika Ridwan Kamil maju sebagai calon wakil presiden atau juru kampanye bagi capres selain Prabowo atau Anies,” kata Saiful Mujani dalam Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode ”Ridwan Kamil dan Calon Presiden Golkar” yang disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV pada Kamis, 26 Januari 2023.
Menurut Saiful Mujani, kehadiran Ridwan Kamil di Partai Golkar, menjadi pilihan masuk akal, karena Jawa Barat pernah memiliki sejarah kesuksesan bagi partai berlambang pohon beringin itu.
“Ada harapan bahwa bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar akan membantu partai tersebut baik dalam pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden,” ujarnya.
Tetapi Saiful Mujani meyakini, Ridwan Kamil tidak akan maju sebagai capres. Indikasinya, terlihat dari pernyataan-pernyataan Gubernur Jawa Barat itu.
“Ridwan Kamil menyatakan, dia tahu diri. Artinya adalah semua tergantung pada keputusan partai Golkar. Dia akan mengikuti keputusan yang ditetapkan oleh partainya,” jelasnya.
Apalagi, kata Saiful Mujani, Partai Golkar dalam sejarahnya selama ini cukup rasional dalam menentukan calon presiden.
Pada 2014, ketika Aburizal Bakrie sebagai Ketua Umum Golkar, dia tidak otomatis menjadi calon presiden walaupun Golkar adalah partai terbesar kedua setelah PDI Perjuangan.
“Mereka melihat dinamika di lapangan. Tidak mudah waktu itu bagi Aburizal untuk memenangkan pemilihan presiden. Karena itu dia tidak maju. Menurut Saiful, itu adalah keputusan yang rasional,” jelas Saiful Mujani.
Pada 2019 juga demikian. Airlangga Hartarto tidak maju sebagai calon presiden tapi bergabung dengan koalisi mendukung Jokowi. Ini, menurut Saiful, adalah perhitungan rasional berdasarkan perhitungan di lapangan.
Saiful menjelaskan, sekarang Golkar menginginkan Airlangga menjadi calon presiden, namun dinamika di lapangan belum terlihat kuat. Apakah Ridwan Kamil bisa menjadi alternatif untuk menjadi calon presiden Golkar atau setidaknya menjadi calon wakil presiden.
SURVEI SMRC
Pada survei SMRC Desember 2022, dalam simulasi 11 nama, Ridwan Kamil mendapatkan dukungan publik 7,1 persen. Posisi pertama ditempati Ganjar Pranowo dengan 27,3 persen, disusul Anies Baswedan 20 persen, dan Prabowo Subianto 19,8 persen.
Ridwan Kamil berada di posisi ke empat. Posisi ini, menurut Saiful, tidak terlalu buruk, tapi juga belum cukup kompetitif.
Yang menarik, menurut Saiful, para tokoh yang mendapatkan dukungan publik yang lumayan baik memiliki latar belakang gubernur.
“Ada Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, Anies mantan Gubernur DKI Jakarta, dan Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat. Hanya saja, dalam temuan ini, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indra Parawansa, tidak sekuat tiga nama tersebut,” sebut Saiful.
Saiful menjelaskan, jika dilihat dari data ini, untuk menjadi calon presiden, Ridwan Kamil masih berat.
“Berdasarkan data ini, untuk menjadi calon (presiden) dari Golkar, (Ridwan Kamil) belum meyakinkan,” kata pendiri SMRC tersebut.
Dilihat dari tren setahun terakhir, dari Desember 2021 ke Desember 2022, suara Ridwan Kamil mengalami kenaikan dari 4,2 persen menjadi 7,1 persen. Menurut Saiful, kenaikan ini tidak cukup tajam untuk mendekati suara Ganjar, Anies, dan Prabowo.
Saiful menambahkan, Ridwan Kamil memiliki nilai yang agak khusus, karena merupakan Gubernur Jawa Barat yang memiliki jumlah pemilih terbesar di Indonesia, sekitar 17 persen. Karena itu, Saiful melihat Golkar mengajak Ridwan Kamil bergabung.
“Setidak-tidaknya akan bisa menarik pemilih Jawa Barat yang sangat besar, baik untuk pemilihan legislatif maupun untuk pemilihan presiden. Ridwan Kamil diharapkan menjadi vote-getter atau juru kampanye yang bisa menarik pemilih,” paparnya.
Pertanyaannya, kata Saiful Mujani, adalah seberapa kuat Ridwan Kamil di Jawa Barat dibanding dengan Prabowo, misalnya? Dalam dua kali pemilihan presiden, Prabowo selalu menang di Jawa Barat.
“Apakah Ridwan Kamil bisa bersaing dengan Prabowo Subianto di Jawa Barat?,” tanya dia.
Survei SMRC menunjukkan bahwa pada Desember 2021, dukungan pada Prabowo di Jawa Barat sangat tinggi, 34,5 persen, sementara Ganjar hanya 13,8 persen, Anies 16 persen, dan Ridwan Kamil 17,4 persen. Satu tahun kemudian, Desember 2022, suara Prabowo menjadi 20,8 persen, Ganjar, 16,1 persen, Anies 22,5 persen, dan Ridwan Kamil 20,2 persen.
Suara Anies, Prabowo, dan Ridwan Kamil seimbang karena selisihnya tidak signifikan secara statistik. Ini, menurut Saiful, mengindikasikan bahwa di Jawa Barat pemilih terbelah.
“Jika tiga tokoh ini bersaing, Prabowo, Anies, maupun Ridwan Kamil tidak bisa menang dominan,” jelas Saiful.
Data ini menunjukkan Jawa Barat tidak solid pada satu tokoh. Ridwan Kamil tidak cukup dominan di Jawa Barat. Jika Prabowo, Anies, Ridwan Kamil, dan Ganjar maju, di Jawa Barat pun Ridwan Kamil tidak bisa menang. Namun Saiful memberi catatan bahwa Ridwan Kamil bisa menghambat suara Prabowo dan Anies di Jawa Barat.
“Jawa Barat terpecah (suaranya),” tegas Saiful. (*)
Tinggalkan Balasan