Kemudian terdapat komponen Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BIPIH). Biaya ini merupakan sebagian ongkos haji yang ditanggung jemaah.

Ada juga komponen nilai manfaat yang menutup kekurangan ongkos dari jemaah sehingga membuat biaya haji 100 persen.

Menurut Nurul Ghufron, masyarakat perlu melihat pada penyelenggaraan ibadah haji 2022, pengeluaran dana manfaat membengkak, karena biaya operasional di Arab Saudi meningkat.

Saat itu, kata Ghufron, nilai manfaat dari BPKH harus menanggung 60 persen dari total biaya. Sementara itu, cadangan nilai manfaat terus menipis.

“Kondisi ini jika diteruskan tinggal menunggu waktu, saatnya dana BPKH akan habis nilai manfaatnya, karena telah terforsir untuk menutupi biaya jemaah haji yang telah berangkat,” ujar Ghufron.

Ghufron menilai, jemaah haji akan merugi jika biaya haji tidak dinaikkan dan besaran persentasenya tidak diturunkan, maka kerugian akan ditanggung oleh jemaah yang belum berangkat. Sebab, jemaah haji yang belum berangkat juga berhak atas nilai manfaat dari pengelolaan dana haji.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2023 sebesar Rp69.193.733,60. Kenaikan merujuk pada perubahan komposisi biaya yang dibebankan jemaah haji. (*)