JAKARTA, KAIDAH.ID – Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. SYL tiba di Istana sekira pukul 18.35 WIB. Ia mengenakan batik warna coklat, dan bertemu dengan Presiden yang didampingi Pratikno di salah satu ruangan di Istana Negara.
Pada pertemuan tersebut, SYL menyampaikan terima kasih dan sekaligus berpamitan kepada Presiden Jokowi.
“Saya mohon maaf, karena tidak dapat membantu Bapak (Presiden) hingga akhir masa jabatan,” kata SYL di hadapan Presiden Jokowi.
Sebagai wujud tanggung jawab kepada Presiden, SYL juga melaporkan beberapa capaian kinerjanya selama menjadi Menteri Pertanian RI 2019-2023.
Selama menjabat, katanya, tercatat ada 71 penghargaan dan apresiasi yang diterima Kementerian Pertanian dari 2019-2022.
“Segala penghargaan yang saya terima selama jadi menteri, sesungguhnya adalah penghargaan untuk Bapak Presiden,” kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu.
Pun halnya dengan kinerja sebagai menteri, jika itu berhasil, kata SYL, sejatinya itu adalah prestasi Presiden.
“Saya hanya melanjutkan visi dan misi Bapak Presiden agar pertanian RI lebih maju, dan masyarakat mendapatkan manfaat,” ujarnya.
Sedangkan, jika ada kesalahan selama menjadi Menteri Pertanian, itu adalah tanggung jawab dirinya yang menjalankan jabatan tersebut.
Terkait proses hukum yang sedang berjalan ini, SYL menyampaikan, ia akan menghadapinya. Dirinya akan kooperatif, sebagai wujud penghormatan terhadap hukum yang berlaku.
CAPAIAN KINERJA
Selama menjabat sebagai menteri, SYL telah melakukan perbaikan sejumlah data dan beberapa hal mendasar di bidang pertanian.
SYL menerangkan, selama pandemi Covid-19, antara lain pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha, sebagian besar negatif, hanya tiga sektor yang positif, yaitu pertanian sebaesar 16,24%, Infokom (3,44%), dan Pengadaan Air (1,28%).
Mengenai nilai ekspor, terang SYL, di sektor pertanian meningkat tajam dari 2019 sampai dengan 2022, yaitu dari Rp390,16 trilin menjadi Rp658,18 T.
Terkait serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor Pertanian dalam rentang 2020-2023, SYL menyebut sampai akhir Desember 2020 mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp55,30 triliun.
Kemudian sampai dengan akhir Desember 2021 mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp85,62 triliun. Selanjutnya, sampai dengan akhir Desember 2022 mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp113,43 triliun.
Untuk produksi beras nasional, SYL melaporkan, pada tahun 2021 dan 2022 naik 0,18 juta ton, dan mencapai 31,54 juta ton pada 2022.
Demikian pula dengan produksi sejumah komoditas pangan pokok 2019-2022 seperti jagung, cabe, bawang merah, daging ayam ras, telur dan beberapa komoditas lainnya.
“Tapi saya tidak ingin mengklaim itu sebagai kinerja saya semata. Tidak sama sekali,” pungkasnya.
Menurut SYL, seluruh kinerja tersebut harus dilihat dari dua aspek. Pertama; itu adalah komitmen Presiden terhadap pertanian di Indonesia. Kedua; itu adalah kerja keras seluruh pejabat dan pegawai di Kementerian Pertanian RI.
“Saya hanya memfasilitasi dan memimpin para pejabat dan pegawai tersebut bekerja sebaik-baiknya,” kata SYL. (*)
Tinggalkan Balasan