KARENA WFH
Pihak PLN beralasan, tagihan listrik naik gila-gilaan, karena kenaikan konsumsi selama work from home (WFH). Lalu faktor lainnya yakni penambahan kurang tagih pada bulan sebelumnya. Di akun Instagram resminya, PLN memperlihatkan simulasi perhitungan rekening yang ditagihkan untuk bulan Mei 2020, di mana banyak pelanggannya melakukan WFH. Pada contoh simulasi perhitungan tagihan listrik ini, pemakaian listrik, yakni bulan Januari sebesar 55 kWh, Februari 45 kWh, dan Maret 50 kWh.
Artinya jika dirata-rata konsumsi listrik 3 bulan terakhir sebesar 50 kWh. Jika penggunaan listrik riil pada April sebesar 70 kWh, maka ada selisih kurang tagih sebesar 20 kWh (50-70 kWh).
Kurang tagih inilah yang akan ditambahkan pada bulan berikutnya (kurang tagih April ditambahkan ke tagihan Mei).
Perhitungannya, penggunaan riil pada bulan Mei sebesar 90 kWh, ditambah dengan kurang tagih pada bulan sebelumnya, yakni April sebesar 20 kWh. Maka total rekening pada Mei 2020 yang ditagihkan sebesar 110 kWh (90+20 kWh).
Berikut tarif listrik terbaru PLN berdasarkan tegangan per triwulan II/ 2020: tegangan rendah Rp 1.467/kWh, R-1/900 VA RTM Rp 1.352/kWh, tegangan menengah Rp 1.115/kWh dan tegangan tinggi Rp997/kWh. *
Tinggalkan Balasan