Oleh: Teuku Fairuz Alferizal – Cabang Kota Bandung

KRISIS IKLIM dan kerusakan lingkungan yang semakin parah, merupakan tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia, baik saat ini maupun di masa depan. Dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat, mulai dari bencana alam yang semakin sering terjadi, perubahan pola cuaca yang ekstrem, hingga penurunan kualitas sumber daya alam.

Menghadapi masalah ini, dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa, terutama mahasiswa Islam yang memiliki nilai-nilai keagamaan dan intelektual yang dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045—sebuah Indonesia yang maju, berkelanjutan, dan sejahtera.

MENGINTEGRASIKAN AJARAN ISLAM DALAM UPAYA PELESTARIAN ALAM

Islam mengajarkan konsep menjaga dan merawat bumi sebagai amanah dari Allah. Dalam ajaran Islam, manusia memiliki peran sebagai khalifah (pemimpin dan penjaga bumi), yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam. Sebagai mahasiswa Islam, kita memiliki kewajiban untuk menginternalisasi dan mempromosikan prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari.

Mahasiswa Islam dapat memberi contoh nyata kepada masyarakat, tentang bagaimana cara hidup ramah lingkungan. Ini dapat dilakukan melalui edukasi tentang pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan, tidak hanya untuk kepentingan manusia, tetapi juga untuk masa depan generasi mendatang.

Dengan memanfaatkan pemahaman agama, mahasiswa Islam dapat menyebarkan pesan ini melalui kajian, diskusi, atau kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat luas.

PERAN MAHASISWA DALAM PENDIDIKAN DAN PENYULUHAN

Salah satu peran utama mahasiswa Islam dalam menghadapi krisis iklim adalah melalui pendidikan dan penyuluhan. Mahasiswa memiliki kapasitas besar, untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.

Melalui ruang kelas, pelatihan, dan kampanye, mahasiswa dapat memberikan wawasan mengenai dampak buruk perubahan iklim serta cara-cara praktis untuk mengurangi dampaknya, seperti pengurangan penggunaan plastik, penerapan pola hidup hemat energi, serta pentingnya penghijauan dan konservasi alam.

Kampus-kampus Islam harus menjadi pusat gerakan hijau, tempat di mana nilai-nilai Islam dan pengetahuan ilmiah bertemu untuk menciptakan solusi konkret bagi masalah lingkungan. Dengan bekerja sama dengan organisasi kemahasiswaan, lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintah daerah, mahasiswa Islam dapat memperluas dampak positif dari gerakan tersebut, menciptakan kesadaran kolektif yang lebih besar di seluruh masyarakat.

ADVOKASI KEBIJAKAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN

Mahasiswa Islam juga memiliki potensi besar, untuk terlibat dalam advokasi kebijakan yang lebih pro-lingkungan. Indonesia membutuhkan kebijakan yang lebih kuat dan implementatif untuk mengatasi kerusakan lingkungan akibat deforestasi, polusi, dan penggunaan energi fosil yang berlebihan. Mahasiswa Islam bisa berperan sebagai penggerak perubahan dengan mempengaruhi kebijakan publik.

Dengan berbasis pada riset ilmiah dan nilai-nilai keadilan sosial dalam Islam, mahasiswa dapat mendorong pemerintah untuk lebih serius menangani krisis iklim.

Mahasiswa Islam juga dapat bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil untuk memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan, seperti pengembangan energi terbarukan, pengurangan emisi karbon, dan konservasi sumber daya alam.

Selain itu, advokasi mahasiswa Islam tidak hanya berbicara tentang masalah lingkungan, tetapi juga tentang keadilan sosial, karena kerusakan lingkungan sering kali lebih dirasakan oleh masyarakat yang paling rentan.

INOVASI TEKNOLOGI DAN RAMAH LINGKUNGAN

Peran mahasiswa Islam dalam mengatasi tantangan krisis iklim, juga dapat dilakukan melalui inovasi dan riset. Mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang sains dan teknologi, memiliki potensi besar untuk menciptakan solusi teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi jejak karbon dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam.

Kampus-kampus Islam dengan fakultas teknik dan ilmu pengetahuan, harus menjadi pusat inovasi berorientasi lingkungan.

Mahasiswa Islam dapat mengembangkan solusi lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, seperti teknologi pertanian berkelanjutan, pengolahan sampah secara efisien, atau penerapan energi terbarukan yang terjangkau dan mudah diakses. Dengan riset yang mendalam dan kolaborasi antar disiplin ilmu, mahasiswa Islam dapat menciptakan teknologi yang tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tetapi juga untuk perekonomian masyarakat.

GERAKAN SOSIAL DAN KEPEMIMPINAN

Mahasiswa Islam juga memiliki peran besar, dalam memimpin gerakan sosial untuk perubahan. Mereka dapat mengorganisir kegiatan penghijauan, kampanye pengurangan sampah plastik, atau mendukung kebijakan lingkungan yang lebih baik. Gerakan sosial ini, yang dimulai di kampus, dapat menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dan menginspirasi perubahan besar.

Kepemimpinan mahasiswa Islam dalam hal ini sangat penting. Mereka tidak hanya berfokus pada isu-isu lingkungan, tetapi juga pada keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga alam. Gerakan ini harus dipimpin dengan visi yang jelas, menghubungkan kesadaran lingkungan dengan perubahan pola hidup yang lebih hijau dan berkelanjutan.

MEMBANGUN EKONOMI BERKELANJUTAN

Mahasiswa Islam juga dapat berperan, dalam merumuskan model-model ekonomi berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Dalam Islam, keberlanjutan dan keadilan sosial merupakan prinsip dasar dalam pembangunan ekonomi. Mahasiswa Islam dapat mengusulkan solusi ekonomi yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan.

Ekonomi sirkular, yang mengutamakan daur ulang dan penggunaan kembali bahan-bahan dalam produksi, adalah salah satu contoh ekonomi berkelanjutan yang bisa diperkenalkan oleh mahasiswa Islam. Selain itu, mereka dapat mendorong sektor swasta dan pemerintah untuk beralih ke energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

KONTRIBUSI DALAM PENGEMBANGAN TEKONOLOGI RAMAH LINGKUNGAN

Mahasiswa Islam memiliki potensi besar, untuk berkontribusi dalam pengembangan teknologi yang ramah lingkungan. Dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi, mereka dapat menciptakan inovasi yang tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga memajukan Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

Inovasi ini bisa mencakup pengembangan energi terbarukan, teknologi pengelolaan sampah, atau pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Prinsip Islam yang menekankan pentingnya ilmu pengetahuan untuk kebaikan umat manusia dapat menjadi dasar motivasi bagi mahasiswa untuk mengembangkan teknologi yang mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan, mengurangi polusi, dan memitigasi perubahan iklim. Kolaborasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam dapat menciptakan solusi inovatif yang sesuai dengan kebutuhan zaman.

KESIMPULAN

Peran mahasiswa Islam dalam menghadapi krisis iklim dan mewujudkan Indonesia Emas 2045 sangat besar. Dengan kekuatan intelektual, idealisme, dan nilai-nilai agama yang mendalam, mahasiswa Islam dapat menjadi agen perubahan yang memperjuangkan keberlanjutan lingkungan.

Melalui pendidikan, advokasi kebijakan, inovasi teknologi, dan gerakan sosial, mereka tidak hanya membantu mengatasi krisis iklim, tetapi juga berkontribusi pada Indonesia yang lebih hijau, berkelanjutan, dan sejahtera.

Indonesia Emas 2045 hanya bisa tercapai jika seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, bersatu dalam menghadapi tantangan besar ini dengan kesadaran dan tindakan nyata. (*)

Editor: Ruslan Sangadji