PALU, KAIDAH.ID – Sebagai bentuk penghormatan dan refleksi atas perjuangan dua tokoh besar Sulawesi Tengah, civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, berziarah ke Makam Datokarama dan Guru Tua.
“Datokarama dan Guru Tua adalah sosok inspiratif yang telah meletakkan fondasi pendidikan dan dakwah di Sulawesi Tengah. Melalui ziarah ini, kami mengenang jasa mereka sekaligus mengambil pelajaran dari perjuangan mereka,” jelas Ketua Panitia HAB ke 79 Lingkup UIN Datokarama. Prof. Hamlan, Kamis, 2 Januari 2025.
Ziarah makam kedua tokoh penyiar Islam dan Pendidikan itu, dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti (HAB) ke-79 Kementerian Agama Tahun 2025.
Kegiatan ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga upaya menghidupkan nilai-nilai religius dan spiritualitas yang diwariskan oleh kedua tokoh tersebut, yang telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan peradaban manusia di wilayah Indonesia Timur.
Nama Datokarama, bahkan diabadikan sebagai nama perguruan tinggi tersebut, sebagai bentuk penghormatan atas jasanya.
ZIARAH DAN PENGHORMATAN
Dipimpin langsung oleh Rektor UIN Datokarama, Prof. Lukman Thahir, rombongan civitas akademika melaksanakan khataman Alquran 30 Juz, tahlil, serta prosesi penyiraman makam di kompleks Makam Datokarama dan keluarganya.
Setelah itu, kegiatan dilanjutkan di Makam Guru Tua, kompleks Masjid Alkhairaat, Jalan Sis Aljufri.
Datokarama atau Abdul Raqie dan Guru Tua yang Bernama asli HS Idrus bin Salim Aljufri, dikenal sebagai pelopor dalam penyebaran Islam dan pembangunan pendidikan di wilayah Timur Indonesia.
Dalam perjuangannya, Guru Tua berhasil mendirikan 420 madrasah yang kini berkembang menjadi lebih dari 1.700 unit di bawah naungan Alkhairaat.
“Sebagai institusi yang membawa nama Datokarama, UIN Datokarama merasa bertanggung jawab untuk terus menghidupkan nilai-nilai keislaman yang diajarkan oleh Datokarama dan Guru Tua,” kata Profesor Hamlan.
Ziarah ini tidak hanya menjadi simbol penghormatan, tetapi juga sarana untuk memperdalam nilai-nilai religius dan spiritual.
Nilai-nilai yang diajarkan oleh kedua tokoh tersebut, terus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan akademik dan sosial-keagamaan di UIN Datokarama.
“Ziarah ini memiliki makna penting, sebagai upaya untuk menghidupkan warisan religius dan spiritual mereka, yang juga menjadi landasan pendidikan di kampus kami,” tutup Prof. Hamlan. (*)
Editor: Moch. Subarkah
Tinggalkan Balasan