PALU, KAIDAH – Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya berhasil menembak lima teroris yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), di Pegunungan Batu Tiga, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahad, 11 Juli 2021.
Dua di antaranya tewas, yakni Rukli dan Ahmad Panjang. Sedangkan tiga teroris lainnya melarikan diri dalam keadaan terluka, karena tertembak juga.
Letnan Satu Infanteri David Manurung, adalah komandan tim yang melakukan pengejaran dan baku tembak dengan teroris MIT tersebut. Pengejaran itu dilakukan, setelah menerima informasi dari tim intelijen mengenai penampakan lima orang mencurigakan di sebuah lokasi di pegunungan tersebut.
Lantas, bagaimana kisah seru pengejaran, penyusupan dan aksi baku tembak itu. Panglima Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabssus) Tricakti, Mayjen TNI Richard Tampubolon menceritakan kisah seru itu.
Dia mengatakan, Lettu Inf. David Manurung itu berasal dari Satuan Kopassus (Komando Pasukan Khusus). Tim Kopassus itu hanya berjumlah lima orang. Mereka mengejar dan menyusup ke camp persembunyian kelompok teroris MIT di pegunungan tersebut.
Selama tiga hari tiga malam, tim Kopassus yang tergabung dalam Satgas Madago Raya itu, harus berjuang di tengah medan yang cukup berat. Selain berbukit, mereka juga harus melewati hutan lebat untuk sampai ke camp persembunyian teroris pimpinan Ali Kalora itu.
“Ada jejak yang ditinggalkan kelompok MIT. Itu memudahkan Lettu Inf. David Manurung mengendusnya hingga ke titik aman untuk menyergap,” kata Mayjen Richard Tampubolon mengisahkan.
Akhirnya, dengan cara yang senyap, tim Tricakti berhasil mendekati camp teroris. Sangat rahasia sehingga tidak ketahuan sama sekali. Padahal, Tim Tricakti itu sudah berada dalam jarak 500 meter dari camp teroris, sejak jam 10 malam di hari Sabtu, 10 Juli 2021. Tetapi penyergapan baru dilakukan pada Minggu, 11 Juli 2021 sekitar jam 3 dini hari.
Tim Tricakti terus mengendus di malam itu sampai jarak mereka tersisa 5 meter. Cuaca gelap disertai hujan, membuat jarak pandang Lettu Inf. David Manurung menjadi terbatas.
“Meski begitu, tim Tricakti masih dapat melihat lima anggota teroris sedang istirahat,” ceritanya.
Beberapa saat mengintai, Lettu Inf. David Manurung dan timnya dapat memastikan, lima orang yang beristirahat itu adalah target yang sedang diburu. Dor…. Dor… Dor… tembakan dilepaskan kea rah target. Tujuannya untuk melumpuhkan.
Lima anggota teroris itu tertembak. Dua orang tewas di tempat, yakni Rukli dan Ahmad Panjang. Sedangkan tiga teroris lainnya melarikan diri, dengan kondisi terluka.
“Dengan bersimbah darah, tiga teroris itu melarikan diri ke hutan,” kata dia. Kini, jenazah Rukli dan Ahmad Panjang belum dapat dievakuasi. Selain karena medan yang berat, juga karena cuaca sedang tidak bersahabat. Dua jenazah itu nantinya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk proses identifikasi dan otopsi. (ochan)
Tinggalkan Balasan