SYL menerangkan, selama pandemi Covid-19, antara lain pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha, sebagian besar negatif, hanya tiga sektor yang positif, yaitu pertanian sebaesar 16,24%, Infokom (3,44%), dan Pengadaan Air (1,28%).
Mengenai nilai ekspor, terang SYL, di sektor pertanian meningkat tajam dari 2019 sampai dengan 2022, yaitu dari Rp390,16 trilin menjadi Rp658,18 T.
Terkait serapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor Pertanian dalam rentang 2020-2023, SYL menyebut sampai akhir Desember 2020 mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp55,30 triliun.
Kemudian sampai dengan akhir Desember 2021 mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp85,62 triliun. Selanjutnya, sampai dengan akhir Desember 2022 mencapai 1,9 juta debitur dengan realisasi kredit Rp113,43 triliun.
Untuk produksi beras nasional, SYL melaporkan, pada tahun 2021 dan 2022 naik 0,18 juta ton, dan mencapai 31,54 juta ton pada 2022.
Demikian pula dengan produksi sejumah komoditas pangan pokok 2019-2022 seperti jagung, cabe, bawang merah, daging ayam ras, telur dan beberapa komoditas lainnya.
“Tapi saya tidak ingin mengklaim itu sebagai kinerja saya semata. Tidak sama sekali,” pungkasnya.
Menurut SYL, seluruh kinerja tersebut harus dilihat dari dua aspek. Pertama; itu adalah komitmen Presiden terhadap pertanian di Indonesia. Kedua; itu adalah kerja keras seluruh pejabat dan pegawai di Kementerian Pertanian RI.
“Saya hanya memfasilitasi dan memimpin para pejabat dan pegawai tersebut bekerja sebaik-baiknya,” kata SYL. (*)
Tinggalkan Balasan