Menurutnya, sekarang dia telah menyesali semua aksinya itu. Dia menganggap bahwa aksi ekstirimis yang dia lakukan itu adalah tindakan salah yang tidak akan diulangi lagi. Sekarang ia lebih fokus mengurus dunia pendidikan, sosial dan dakwah. Ia membina sebuah pesantren di Poso dan tidak lagi terlibat terorisme.
Dia telah menjadi salah seorang penganjur damai di Poso dan menamakan diri bersama kelompoknya sebagai Kafilah Pejuang Perdamaian Poso.
“Sekarang kami (memang) tidak lagi menenteng senjata. Saat ini kami menenteng pena, sekop dan kamera. Nah, ini juga untuk kemajuan masyarakat, bangsa dan negara,” kata Ustadz Hasanuddin.
Ia juga mengajak semua pihak, agar bersama-sama mengampanyekan bahwa Poso sudah aman. Bahwa situasi Poso sudah lebih baik dari sebelumnya. Aksi MIT itu hanyalah aksi yang dilakukan sekelompok orang di hutan dan tidak berpengaruh terhadap kedamaian di Poso.
“Mari kita tunjukkan kepada Indonesia dan kepada dunia, bahwa Poso ini aman,” imbaunya.
Part III
Tinggalkan Balasan