PALU, KAIDAH.ID – Bank Pembangunan Asia (The Asian Development Bank – ADB) membantu Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, menyusun rencana aksi penyelenggaraan pembangunan sarana prasarana dan infastruktur perguruan tinggi berbasis gender.
Pembangunan sarana dan infastruktur berbasis gender di UIN Palu, telah diawali dengan workshop kesiapsiagaan bencana berbasis gender yang dilaksanakan oleh ADB, kerja sama Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah, dengan menggandeng LP2M UIN Palu.
“Iya, ini diawali dengan workhsop kesiapsiagaan bencana berbasis gender yang ditindaklanjuti dengan pelatihan penyusunan orientasi rencana aksi,” kata Konsultan Gender dan Sosial EARR Project ADB, Zubaidah Djohar di Palu, Sabtu, 13 November 2021.
Selanjutnya, kata Zubaidah, ditindaklanjuti dengan pelatihan orientasi rencana aksi pengabdian masyarakat berbasis gender. Kemudian sosialisasi penanganan sosial pada pembangunan UIN Palu selama dua hari sejak hari ini.
“Diharapkan pembangunan sarana prasarana dan infastruktur di UIN Palu, memerhatikan hak-hak kelompok rentan seperti perempuan, ibu hamil, ibu menyusui, penyandang disabilitas, dan anak,” harap Zubaidah.
Rehab-rekon UIN Palu pascagempa dan tsunami, mendapat dukungan dari ADB dan Kementerian PUPR. Atas dukungan itu, Kementerian PUPR melakukan rekonstruksi pascabencana 28 September 2018 di kampus UIN Datokarama Palu, dengan membangun kembali gedung perkuliahan, auditorium, study center, gedung PAUD, rumah genset, dan gedung informasi dan teknologi.
“Semuanya memiliki fungsi mitigasi pengurangan risiko bencana berbasis gender,” ujarnya.
Kementerian PUPR juga melengkapi fasilitas tersebut dengan ruang terbuka hijau dan sarana olahraga mahasiswa.
“Informasi yang disampaikan ke kami bahwa, pembangunan akan selesai sekitar bulan Juni atau Juli 2022,” kata Wakil Rektor Bidang Perencanaan UIN Datokarama, Palu, Kamaruddin.
Kamaruddin menambahkan, dukungan ADB dan PUPR sangat membantu UIN Datokarama Palu dalam hal pemenuhan sarana, utamanya ruang kelas belajar.
“Ada 40 ruang kelas belajar yang dibangun dengan anggaran ADB. Ini sekaligus memutus kesenjangan antara kebutuhan ruang kelas belajar dan peningkatan jumlah mahasiswa,” sebutnya.
Rektor UIN Datokarama Prof Dr Sagaf S Pettalongi, menegaskan aspek gender menjadi arus utama dalam setiap kebijakan pembangunan sarana dan infrastruktur UIN Datokarama Palu.
“Pembangunan sarana dan infastruktur UIN Palu dilakukan berbasis gender,” kata Prof Sagaf.
Prof Sagaf menegaskan, sarana dan infastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR memiliki fungsi mitigasi pengurangan risiko bencana.
Prof Sagaf menjelaskan, sarana yang ada, harus dapat diakses oleh semua komponen maayarakat sekitar kampus, dalam evakuasi mandiri ketika terjadi bencana tsunami.
“Karena itu, aspek gender sangat penting diperhatikan dalam pembangunan sarana dan infastruktur, sebagai bentuk pemenuhan hak kepada komponen masyarakat,” ujarnya.
Menurut Prof Sagaf, sangat menyadari setiap individu manusia, utamanya kelompok rentan, perempuan, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas dan anak, memiliki hak untuk hidup dengan layak, termasuk mendapat kepastian akses dalam memitigasi dan melakukan evakuasi secara mandiri atas bencana alam.
Karena itu, UIN Palu memastikan sarana prasarana yang dibangun dengan anggaran ADB, dapat dijangkau oleh semua komponen masyarakat, baik civitas akademik UIN Palu ataupun masyarakat di sekitar perguruan tinggi tersebut.
“Gedung mitigasi bencana yang dimiliki UIN Palu yang dibangun oleh PUPR, harus gencar disosialisasikan kepada masyarakat sekitar kampus, agar semua komponen masyarakat dapat mengakses gedung tersebut,” kata Prof Sagaf. *
Tinggalkan Balasan