PALU, KAIDAH.ID – Shalat Idul Adha hukumnya Sunnah Muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan), dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Untuk melaksanakan shalat Idul Adha dengan benar, penting bagi kita untuk memahami lafal niat dan tata caranya sesuai sunnah.
Syarat dan rukun shalat Id hampir sama dengan shalat lain, namun ada beberapa perbedaan teknis. Perbedaan ini perlu kita ingat, karena pelaksanaan masing-masing shalat Id hanya satu tahun sekali, sehingga dikhawatirkan lupa. Shalat Id tidak didahului dengan adzan maupun iqamah.
Untuk shalat Idul Adha, dianjurkan mengawalkan waktu demi memberi kesempatan yang luas kepada umat yang hendak berkurban usai rangkaian shalat Id. Shalat Id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya.
Berikut tata cara dan shalat Id secara tertib:
Pertama, shalat Id didahului niat yang jika dilafalkan akan berbunyi “ushalli sunnatan li ‘idil adha imaman/makmuman” jika menjadi makmun, memakai makmuman.
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Artinya: Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.
Kedua, takbiratul ihram sebagaimana shalat biasa. Setelah membaca doa iftitah, takbir lagi hingga tujuh kali. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Artinya: Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Maha Besar.
Ketiga, membaca Surat al-Fatihah. Setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca Surat al-A’la. Berlanjut ke ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.
Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allahu akbar” seperti sebelumnya. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua di atas. Usai membaca Surat al-Fatihah, pada rakaat kedua ini dianjurkan membaca Surat al-Ghasyiyah. Berlanjut ke ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.
Kelima, setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Adha terlebih dahulu hingga rampung. (*)

Editor : Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan