Gubernur Anies mengatakan, kalau kita perhatikan perkembangan Alkhairaat saat ini, tumbuh sangat sangat pesat, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, dan majelis taklim yang sangat banyak. Habib Saggaf tidak hanya memiliki keluasan ilmu, tapi akhlak yang tinggi, sehingga dapat meneruskan perjuangan kakek beliau, Guru Tua.
Dengan berpegang teguh pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah dan Islam Washatiyah, Habib Saggaf menjaga Indonesia. Siapapun yang minta nasihat, Habib Saggaf selalu menasihati:
“Selama kita masih di dunia, seharusnya tidak boleh ada yang merasa paling benar. Nasihat ini juga Habib Saggaf sampaikan kepada saya. Habib Saggaf juga cerdas mengamati situasi negara ini. Tema-tema global, hampir pasti selalu dibahasa dalam setiap perjumpaan saya dengan beliau,” cerita Gubernur Anies.
DIa meneruskan, pada 2019 saat haul, malam itu di rumah, Anies dijamu di rumah Habib Saggafdan keluarga. Mereka mengobrol dengan suasana keteduhan. Bukan saja ilmu, tapi kharisma dan kemauan mendengar.
“Beliau dengan kelembutan dan penuh kasih sayang, menyampaikan kebenaran dengan apa adanya, dengan lugas. Saya ingat Habib Saggaf menceritakan pengalamannya, ditawari masuk ke wilayah politik, tapi Habib Saggaf tetap menolak dan tetap konsisten berada di wilayah tarbiyah,” kisah Anies Baswedan.
Menurut dia, generasi ini sangat bersyukur dapat berinteraksi langsung, insya Allah kita dapat mengambil hikmahnya. Habib selalu menyampaikan pesan guru tua, Sebarkan dakwah dan pendidikan untuk mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah. Itulah yang kemudian menjadi misi utama Alkhairaat. Amal jariyah akan dirasakan beliau berdua.
Kita saksikan, kepergian Guru Tua dan Habib Saggaf, ribuan orang hadir, padahal kita berada di masa pandemi, tapi tidak ada yang bisa menghentikan kehdairan umat mengantarkan Habib Saggaf ke makam.
“Saya menyaksikan rekamannya, terharu dari jauh. Kami juga melaksanakan shalat gaib untuk Allahuyarham Habib Saggaf,” kata Anies. *
Tinggalkan Balasan