PALU, KAIDAH.ID – Mayor Chk Sultan Syahrir, satu dari tiga perwira TNI AD meraih prestasi pendidikan di US Army Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat pada Jumat, 7 Juni 2024 lalu.
Mayor Chk Sultan Syahrir adalah alumni Akademi Militer tahun 2006 dari satuan Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkumad). Ia juga adalah orang Palu yang punya keturunan atau nasab bersambung langsung kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sedangkan dua perwira lainnya adalah Mayor Inf Petrus P. Prabowo, alumni Akademi Militer tahun 2008 dari Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), dan yang terakhir adalah Mayor Czi Yusfi Fitrawan, alumni Akademi Militer tahun 2008 dari Pusat Pendidikan Zeni Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusdikzi Pusziad).
Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) merilis, US Army Command and General Staff College (CGSC), adalah lembaga pendidikan militer yang setara dengan Sekolah Staf dan Komando TNI AD (Seskoad), untuk calon pemimpin militer di level operasional.
Dalam program tahun ajaran 2023-2024, diikuti oleh 1.200 siswa, termasuk 120 siswa internasional dari 94 negara. Mayor Chk Sultan Syahrir berhasil memperoleh gelar Master of Operational Studies (MOS), kemudian Mayor Inf Petrus P. Prabowo dan Mayor Czi Yusfi Fitrawan, berhasil meraih gelar Master of Military Art and Science (MMAS).
Gelar MMAS merupakan program magister yang diselenggarakan oleh US Army University yang terpisah dari program Seskoad AS. Dari 200 siswa yang mendaftar, hanya 53 yang berhasil menyelesaikan program ini, termasuk 9 siswa internasional.
Program ini mensyaratkan standar akademik tinggi, di mana siswa harus mempertahankan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3.0 dan tidak boleh memperoleh nilai di bawah B.
Prestasi yang diraih oleh ketiga perwira ini, tidak hanya meningkatkan kualitas kepemimpinan dan keahlian strategis dalam TNI AD, tetapi juga memperkuat hubungan militer antara Indonesia dan Amerika Serikat.
TNI AD terus berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan operasional perwiranya melalui pendidikan militer tingkat dunia seperti di CGSC.
PROFIL MAYOR CHK SULTAN SYAHRIR
Perwira TNI AD ini berasal Palu dengan keluarga besarnya orang Kaili. Tetapi para pendahulunya adalah keluarga Saiyid yang bernasab langsung sampai kepada Rasululullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Mengutip historia.id, Mayor Chk Sultan Syahrir menjelaskan, dari silsilah keluarganya, ia adalah keturunan Arab dari Saiyid Jalaluddin al Aidit, yang menikah di Cikoang, kemudian berdakwah sampai ke Tanah Kaili.
Meski keturunan Arab, tapi wajah Myor Chk Sultan Syahrir tak tampak seperti keturunan Arab lainnya. Karena penasaran, akhirnya ia melakukan tes DNA, ternyata 83,04 persen DNA-nya berasal dari Asia Timur, 13,11 persen Asian Disperse (Diaspora Asia), dan 3,78 persen Asia Selatan.
Professor Herawati Supolo Sudoto, Pakar Genetika dari Lembaga Bilogi Molekuler Eijkman menjelaskan, nenek moyang Myor Chk Sultan Syahrir, adalah bagian dari migrasi Austronesia sejak 4 ribu tahun silam.
Gelombang migrasi ini dari Yunan (China), turun ke Bawah, yang Sebagian besar dari orang Indonesia, terutama mereka yang tinggal di Sulawesi, adalah yang pertama kali menerima latar belakang Austronesia.
“Jadi, Mayor Chk Sultan Syahrir ini sesuai sekali presentasenya,83 persen Asia Timur, yang asalnya migrasi Austronesia dari Yunan, China itu,” kata Profesor Herawati.
Sementara 13,11 persen gennya Diaspora Asia, merupakan orang-orang ari Asia Timur yang merantau ampai ke Amerika Utara. Sedangkan 3,79 persen gen Asia Selatan dari Sultan Syahrir ini berasal dari keturunan Bengali, selanjutnya Middle East-nya (0,07) dari Yaman, Oman, juga Bedouin atau Badui.
“Saya agak terkejut dengan hasil tes DNA ini. Artinya, bahwa tidak ada yang boleh mengaku paling Indonesia, tapi yang penting adalah bagaimana kita bisa merawat keIndonesia-an kita ini,” tandasnya. (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan