PALU, KAIDAH.ID – Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng), pjroduksi perikanan tahun 2022 mengalami penurunan, karena terbatasnya jumlah BBM bersubsidi, sehingga menghambat nelayan untuk dapat menangkap ikan dengan normal.

Penurunan produksi subsektor perikanan yang lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya, baik pada perikanan tangkap maupun pada perikanan budi daya, juga berdampak terhadap melambatnya pertumbuhan LU pertanian.

Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, total produksi perikanan pada triwulan-II 2022 tercatat sebanyak 246,77 ribu ton, menurun sebesar 7,75% (yoy) jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan yang terjadi pada triwulan II tahun 2022, laporan lebih dalam jika dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu menurun sebesar 5,85% (yoy). Satu faktor penghambat produksi adalah terbatasnya kuota solar subsidi yang tersedia, sehingga sebagian nelayan tidak dapat melaut. Kuota solar bersubsidi hanya 40 ton/bulan, sedangkan kebutuhan tiap bulannya dapat mencapai 120 ton/bulan.

Jika dirinci berdasarkan jenis ikan, Bank Indonesia melaporkan, produksi perikanan di Sulawesi Tengah pada triwulan-II 2022 didominasi oleh perikanan budi daya, yaitu sebanyak 195,80 ribu ton (79,34% dari total produksi), sementara perikanan tangkap hanya sebanyak 50,97 ribu ton (20,66% dari total produksi).

Perikanan tangkap didominasi oleh ikan cakalang, ikan selar, ikan layang dan ikan tongkol. Sementara perikanan budidaya antara lain berupa budidaya ikan mujair, udang vaname dan rumput laut. (*)