PRESIDEN JOKOWI piawai memainkan filosofi politik Jawa. Dan harus diakui, kepiawaian itu sangatlah mengesankan publik Indonesia.

Dalam ketenangan, Presiden Jokowi memilih langkah yang matang dan strategis, menghindari kegemparan yang tidak produktif.

Seperti dalang yang sedang memainkan wayang, langkahnya tampak sederhana, namun mematikan lawan, tanpa mereka sadari.

Dia sangat menghormati nilai-nilai keseimbangan dan kebijaksanaan dalam setiap tindakan, menciptakan harmoni di tengah riak politik.

Presiden Jokowi tidak hanya memimpin, tetapi mengajarkan tentang kebijaksanaan. Dalam perubahan di panggung politik yang selalu mempesona dengan intriganya, telah terukir kisah yang memancarkan keindahan dan kompleksitasnya.

Itu menjadi sebuah sinergi yang menggambarkan, bahwa politik bukanlah semata tentang retorika, tetapi juga tentang gerak langkah dan keputusan strategis yang mengubah arah aliran kekuasaan.

Dalam purnama politik yang berkilauan, Presiden Jokowi dengan gemilangnya telah menghadirkan satu babak baru dalam pertunjukan ini.

Dukungannya yang tulus dan tak terbantahkan kepada Prabowo, telah membuka bab baru dalam sejarah persaingan politik.

Terbentuknya koalisi kuat yang menghimpun kekuatan Gerindra, Golkar, PAN, PBB, Gelora, PSI, Garuda dan Prima, membuktikan bahwa tangan halus Jokowi, telah sukses merajut benang-benang aliansi yang menghubungkan mata rantai politik.

Meskipun Politik sering digambarkan sebagai dunia yang sarat manipulasi, tapi dalam kasus ini, kejelasan tindakan presiden menjadi bintang yang bersinar di tengah kegelapan.

Bahkan beberapa ketua umum partai yang tergabung dalam koalisi, tidak ragu mengakui peran Jokowi dalam pembentukan koalisi besar ini.

Mereka membenarkan langkah-langkah Jokowi, telah menjadi pendorong pentingnya kekuatan politik yang solid. Begitulah filosofi politik Jawa.

Sementara itu, di sudut lain panggung, pendukung Ganjar tampak sibuk merumuskan klarifikasi atas situasi ini. Namun dalam hening yang tercipta, pesan diam dari presiden telah jauh melampaui kata-kata.

Melalui gerakan kecil dan sudut pandang yang terfokus, publik telah mampu membaca antara garis-garis kebijakan, dan menghayati alur perubahan dalam gelombang politik.

Sang presiden dengan kecermatan yang tak terduga, telah meninggalkan jejak yang mengarah pada suatu arah baru. Seperti lukisan dengan goresan-goresan halus membentuk gambaran besar.

Dukungan presiden kepada Prabowo Subianto, menggambarkan peta politik yang berkembang, bahwa keindahan terletak pada kompleksitas pesan yang tersirat, dan kebijaksanaan yang terselip di balik di setiap langkahnya.

Kita, sebagai penonton dalam pementasan ini, menjadi saksi akan kejelian dan ketajaman presiden dalam memainkan kartu politiknya.

Pada akhirnya, cerita ini mengingatkan kita, bahwa politik adalah seni yang memainkan nada dan warna yang berbeda dalam orkestra kehidupan, di dalamnya ada pesan-pesan yang tak terucapkan secara langsung, namun tersampaikannya dengan jelas.

Dukungan yang diberikan, aliansi yang terbentuk, dan tindakan tanpa kata-kata dari presiden, semuanya adalah bagian dari narasi politik yang penuh makna.

Dan akhirnya, kini Jokowi berhasil memegang kendali. Permainan menjadi semakin seru, ketika seluruh elite Partai Koalisi Indonesia Maju tanpa interupsi dengan suara bulat benar-benar memajukan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.

Pentas politik menjadi semakin menarik. Dan kaidah.id berada di posisi yang sama dengan Jokowi, Prabowo, Gibran dan Koalisi Indonesia Maju pada Pilpres 2024. (*)