Partisipasi warga gereja dalam membangun bangsa dan negara sebetulnya telah mendapat perhatian umat Kristiani sejak lama. Oleh karena itu, Sidang Raya X DGI/PGI 1984 di Ambon memutuskan agar PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) membentuk lembaga kajian yang dinamai Akademi Leimena dengan Letjen. T.B. Simatupang sebagai ketua yang pertama.

Pada 2004, atas masukan dan harapan dari para pimpinan lembaga gereja aras nasional, beberapa pengurus Akademi Leimena sepakat untuk mendirikan Institut Leimena sebagai lembaga kajian independen yang mencerminkan perkembangan keberagaman gereja dewasa ini.

Para pendiri, sekaligus anggota Board of Trustees yang pertama adalah Jakob Tobing, Mangara Tambunan, Matius Ho, Radja Kami Sembiring Meliala, dan Viveka Nanda Leimena.

Lantas siapa Leimena Institute? Dikutip dari laman resminya, Institut Leimena adalah lembaga non profit yang berdiri tahun 2005, Institut Leimena dibentuk sebagai respons atas perkembangan situasi bangsa dan negara, serta harapan para pimpinan lembaga gereja aras nasional.

“Pada tahun pertamanya saja, pelatihan CCRL telah menjangkau lebih dari 2.400 pendidik agama di 34 provinsi di Indonesia,” kata dia.

Dia menyebutkan, dalam kunjungan kepemimpinan ke Indonesia pada bulan Juli, staf dan anggota dewan AJC bertemu dengan para pejabat pemerintah terkemuka, yang sangat mendorong lebih banyak lagi inisiatif antar masyarakat.

Mereka juga bertemu dengan para jurnalis, tokoh agama, aktivis masyarakat, akademisi dan pemimpin bisnis, serta mengunjungi beberapa sekolah dan perguruan tinggi agama.

Dalam sebuah program publik di Masjid Istiqlal (masjid terbesar di Asia Tenggara), Rabi Rosen dari AJC berpartisipasi dalam program publik untuk mempromosikan rasa saling menghormati melalui pendidikan, bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Syekh Nasaruddin Umar, dan para pemuka agama lainnya.

Gordon menjelaskan tentang misi di Indonesia. Dia mengatakan perjalanan mereka masih panjang.

“Kami telah melangkah lebih jauh dalam membangun hubungan, namun perjalanan kami masih panjang,” katanya.

Lantas, siapa saja mitra dari organisasi yang berafiliasi dengan Israel ini di Indonesia?. Menurut laman resminya, di antara organisasi yang bekerja sama itu adalah:

  1. Masjid Istiqlal
  2. Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah (LP2PPM)
  3. Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah
  4. Maarif Institute
  5. Alkhairaat Palu Sulawesi Tengah
  6. Universitas Alkhairaat Palu Sulteng
  7. Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
  8. Yayasan Wakaf UMI Universitas Muslim Indonesia
  9. RBC Institute A Malik Fadjar
  10. The Sanneh Institute
  11. Templeton Religion
  12. Bridge Projects.
  13. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Datokarama Palu. (*)

Editor: Ruslan Sangadji