DINAS PENANAMAN Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Provinsi Sulawesi Tengah bersama Kementerian Investasi/BKPM RI, Kamis 27 Mei 2021 siang, menggelar acara Central Sulawesi Investment Webinar Forum 2021 di Ayana Midplaza, Jakarta.

Sejumlah menteri, duta besar negara sahabat dan sejumlah menteri dalam acara yang  dapat diikuti juga secara virtual itu.

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola memberikan pidato pembuka pada acara itu. Di tengah-tengah pidato, Gubernur Longki kemudian mengundang Gubernur Sulteng terpilih, Rusdy Mastura naik ke podium dan memberikan pidatonya.

“Saya mengundang Bapak Gubernur terpilih, kakak saya, naik ke panggung untuk menyampaikan pikiran-pikirannya,” ajak Gubernur Longki dan disambut tepuk tangan hadirin.

Gubernur terpilih, Rusdy Mastura pun naik ke podium dan menyampaikan pidatonya, didampingi Gubernur Longki Djanggola.

Usai berpidato, Cudi, sapaan akrab Rusdy Mastura bergeser ke kiri, kemudian Gubernur Longki melanjutkan pidatonya, sekaligus berpamitan akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Sulawesi Tengah.

“Pada kesempatan ini saya juga pamit. Dalam waktu tidak lama lagi akan mengakhiri jabatan sebagai gubernur dan akan dilanjutkan kakak saya, Rusdy Mastura,” kata Gubernur Longki.

Usai berpidato. Gubernur Longki kemudian menjabat tangan Gubernur terpilih, Rusdy Mastura sembari mencium pipi kiri kanannya. Kaka beradik itu kemudian berpelukan. Silakan membaca lanjutannya di halaman berikut:

Hubungan Kakak Beradik

Pemandangan itu membuyarkan semua prasangka sejumlah orang, bahwa keduanya bermusuhan. Mereka lupa dan tidak paham anatomi politik kedua tokoh itu.

Secara kasat mata, para pihak menilai antara Longki dan Cudy selalu berbeda pendapat, tetapi sesungguhnya mereka adalah kakak beradik yang saling merindukan.

Ada empat tokoh Palu yang disebut-sebut sebagai kaka beradik. Anatomi mereka harus dapat dipahami oleh sejumlah orang, agar tidak salah memberikan analisa mereka.

Empat tokoh itu adalah, Rusdy Mastura (Kak Cudy) sebagai kakak tertua, Longki Djanggola (Kak Longki) sebagai kakak kedua, M. Arus Abdul Karim (Kak Arus) sebagai kakak ketiga dan Andi Mulhanan Tombolotutu (Kak Tonny) sebagai si bungsu yang mendapat gelar freezer (pendingin).

Kak Cudy dan Kak Longki | Foto: tangkapan layar meeting zoom/ochan/kaidah

Suka atau tidak, empat kakak beradik ini melahirkan beberapa tokoh penting lainnya, yaitu Supratman Andi Agtas, Ahmad H. Ali dan beberapa tokoh muda lainnya. Guru politik semua mereka adalah almarhum Profesor (Em) Aminuddin Ponulele.

Oleh karena itu, akan sangat sulit jika ada pihak-pihak yang hendak membenturkan para kakak beradik itu. Mereka akan saling rindu, mereka akan saling membela dan selalu bertemu tanpa melibatkan pihak lain.

Penulis selalu menjadi saksi atas hubungan empat tokoh penting itu. Jika ada di antara empat kaka beradik ini memarahi salah satu di antara mereka, tiga yang lainnya akan membela.

Misalnya, jika  Kak Cudy memarahi Kak Tonny, maka Kak Longki dan Kak Arus akan membela Kak Tony. Jika Kak Cudy sebagai kakak tertua memarahi Kak Longky sebagai kakak kedua, maka kakak ketiga dan si bungsu akan membela Kak Longki dan begitu seterusnya.

Setelah itu, empat kakak beradik saling berkirim pesan, janjian bertemu di suatu tempat di Jakarta, kemudian mengurai semua masalah di antara mereka.

Dari empat kakak beradik, yang paling gampang mengeluarkan air mata adalah Kak Cudy. Itu karena Kak Cudy adalah kakak tertua yang memang selalu mau melindungi adik-adiknya. Setelah itu, berpelukan dan masalah pun beres.

Empat kakak beradik itu tidak akan termakan provokasi pihak-pihak tertentu yang bertujuan memisahkan mereka. Ya, karena mereka akan saling melindungi dan menjaga. (ochan)