Oki: Bung, saya mau bilang begini, segala sesuatu di bumi ini hanyalah nisbi. Semuanya fana. Tidak ada yang kekal. Hari ini partai lain boleh kuat dan mapan dan partai lain boleh menjadi pemenang pada kontestasi politik pada Pemilu sebelumnya. Tetapi jika Allah berkehendak, insya Allah PPP bisa membalikan keadaan itu. Tak perlu kami menjadi pemenang, tapi paling tidak kami bisa mendapatkan tiga kursi di DPRD Kota Palu.

Kaidah: PPP kan partai Islam, berlambang Ka’bah. Bagaimana pandangan Anda mengenai politik dalam Islam?

Oki: Islam adalah agama universal, ada di semua unsur kehidupan, mulai dari politik, negara dan Tanah Air ini adalah bagian dari islam. tidak ada yang namanya pemisahan antara agama dan politik. karena politik bagian dari risalah Islam yang kaffah atau komprehensif. Dengan begitu, politik itu adalah fitrah. Maka saya mengutip perkataan Imam Al Ghazali:  “Memperjuangkan kebaikan ajaran agama dan mempunyai kekuasaan politik (penguasa) adalah saudara kembar. Agama adalah dasar perjuangan, sedang penguasa kekuasaan politik adalah pengawal perjuangan. Perjuangan yang tak didasari (prinsip) agama akan runtuh, dan perjuangan agama yang tak dikawal akan sia-sia”. Inilah yang bagi saya, politik itu fitrah. Maka saya memilih PPP sebagai medan perjuangan saya. Maka saya membuat tagline PPP adalah Rumah Besar Umat Islam.

Kaidah: Dengan begitu, Anda menganggap berpolitik itu wajib?

Oki: Iya dong. Karena, jika kewajiban menyampaikan nilai kebaikan Islam itu, tak akan bisa berjalan secara efektif, kalau tidak berpolitik. Dengan begitu, berpolitik itu menjadi wajib pula hukumnya. Inilah yang menjadi dasar saya memilih PPP dan berjuangan bersama teman-teman demi kebesaran PPP yang berlandaskan Pancasila untuk tegaknya NKRI.

Kaidah: Baik, terima kasih sudah menyediakan waktu wawancara.

Oki: Ok syukran. (*)