KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) segera membuka pendaftaran Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Semula dijadwalkan pada 19 Oktober – 25 November 2023, menjadi 10 Oktober – 16 Oktober 2023.

Sejauh ini, baru pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang sudah “menikah”. Surya Paloh yang menikahkan mereka.

Artinya, pasangan itu selangkah lebih maju daripada Capres Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, yang sampai sekarang belum menemukan jodoh yang tepat.

Di kubu Prabowo Subianto yang berada di dalam rumah Koalisi Indonesia Maju, berupaya menjodohkan Prabowo dengan Yusril Ihza Mahendra, Erick Thohir, Muhadjir Effendy dan Airlangga Hartarto.

Tetapi, Menteri Pertahanan RI itu cenderung belum menerima nama-nama itu. Gibran Rakabuming, juga menjadi seorang anak muda yang diupayakan dapat mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Tetapi persoalan usia capres/cawapres masih mengganjal putra Joko Widodo itu. Judicial review di Mahkamah Konstitusi, belum final. Masih berlangsung saat ini. Dengan begitu, Prabowo sepertinya tak mau ambil resiko, karena KPU sudah mau membuka pendaftaran capres/cawapres.

“Erick muda. Gibran muda. Banyak yang muda. Ridwan Kamil oke,” kata Prabowo Subianto menjawab keinginan Yenny Wahid, putri Presiden ke 4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat silaturahmi di kediaman Prabowo Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu, 6 September 2023. (kaidah.id).

YAQUT CHOLIL QOUMAS

Jika Prabowo Subianto masih “belum sreg” dengan nama-nama orang muda tersebut, alternatif yang bagus adalah Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut.

Ketua Umum Ansor itu boleh jadi menjadi pilihan terbaik bagi Prabowo Subianto, karena Gus Yaqut adalah ketua umum organisasi kepemudaan terbesar di Tanah Air saat ini.

Saya menduga, Yenny Wahid yang datang ke kediaman Prabowo Rabu kemarin itu, dalam rangka membicarakan nama tokoh muda yang menjabat sebagai Menteri Agama RI saat ini. Meskipun tidak ada bocoran dari hasil pembicaraan kedua tokoh yang sudah seperti keluarga tersebut.

Boleh jadi, Yenny Wahid yang datang ke kediaman Prabowo itu, karena diminta sebagai pelobi atau negosiator untuk membicarakan keinginan itu dengan para kiai Nahdlatul Ulama, karena putri Gus Dur itu pasti dekat dengan kalangan pesantren.

Gus Yaqut memang pilihan terbaik saat ini bagi Koalisi Indonesia Maju untuk dapat meraup keuntungan besar dari NU, khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Suara dari tiga provinsi di Jawa itu sangat besar. Data KPU RI, Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 secara nasional sebanyak 204.807.222 pemilih.

Dari jumlah itu, Provinsi Jawa Barat sebanyak 35.714.901 pemilih, Provinsi Jawa Timur (31.402.838), Provinsi Jawa Tengah 28.289.413. Dan tiga provinsi ini merupakan basis NU.

Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju seyogianya jangan ambil resiko dengan melirik tokoh lain. Sebaiknya, melamar saja anak muda dari NU yang bernama Gus Yaqut itu.

Jika itu yang terjadi, saya haqqul yaqin, Pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran, dan tidak mendahului takdir Tuhan, tetapi pasangan Prabowo Subianto – Yaqut Cholil Qoumas (Prabowo Ya) akan menjadi pemenangnya. (*)