Selain itu, kata Lukman Thahir, para napiter itu masih ingin terlibat dalam upaya perdamaian. Keterlibatan mereka juga, tidak sekadar obyek perdamaian, tetapi juga harus menjadi subyek perdamaian.
“Selama ini, para eks napiter itu hanya selalu menjadi peserta dalam setiap seminar, diskusi atau workshop tentang perdamaian. Nah, saya mengubah paradigma itu. Para eks napiter itu harus terlibat langsung menjadi pembicara utama untuk mengajak damai,” kata Lukman Thahir.
Meski begitu, kata dia, tetap juga ada eks napiter yang sampai sekarang masih menyimpan dendam terhadap masa lalu dan tetap membawa faham dan ideologi mereka setelah bebas dari penjara.
“Nah, mereka inilah yang tetap ikut berjuang bersama Mujahidin Indonesia Timur atau MIT. Mereka kembali masuk hutan setelah bebas dari penjara,” katanya.
Menanamkan kepercayaan para eks napiter Poso ini agar mau dibina, kata mantan Rektor Universitas Alkhairaat Palu ini, bukanlah perkara mudah. Pun halnya menanamkan kepercayaan kepada masyarakat, bahwa para eks napiter ini sudah berhijrah dan menjadi orang baik.
“Nah, agar publik bisa percaya, para eks napiter ini harus terlibat secara aktif, bukan sekadar menjadi obyek perdamaian saja,” kata Lukman Thahir.
Tinggalkan Balasan