JAKARTA, KAIDAH.ID – Pembacaan Ayat Suci Al Quran, mengawali pertemuan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus, dengan umat Islam di Ruang Pertemuan Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis, 5 September 2024.

Qari’ah yang membacakan Al Quran Surah Al Baqarah Ayat 62:

اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَالَّذِيۡنَ هَادُوۡا وَالنَّصٰرٰى وَالصّٰبِـِٕـيۡنَ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًـا فَلَهُمۡ اَجۡرُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡۚ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَ

Innal ladziina aamanuu walladziina haaduu wan nasaaraa was Saabi’iina man aamana billaahi wal yawmil aakhiri wa ‘amila shaalihan falahum ajruhum ‘inda Rabbihim wa laa khawfun ‘alaihim wa laa hum yahzanuun.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabi’in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati.

Setelah itu, Qari’ah melanjutkan lagi dengan membacakan Al Quran Surah Al Hujurat Ayat 13:

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا​ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ​ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ‏

Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min dżakariw wa unṡā wa ja’alnākum syu’ụbaw wa qabā`ila lita’ārafụ, inna akramakum ‘indallāhi atqākum, innallāha ‘alīmun khabīr

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

Paus yang tampak duduk berdampingan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar, tampak mendengarkan dengan khusyuk pembacaan kalam Ilahi itu.

Al Hujurat: 13 ini merupakan akar dari toleransi, yang dicontohkan oleh KH. Nasaruddin Umar dan Paus Fransiskus.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, terkait tafsir ayat tersebut, Allah Subhanahu ata’ala menceritakan kepada manusia, bahwa Dia telah menciptakan mereka dari diri yang satu. Dan darinya, Allah menciptakan istrinya, yaitu Adam dan Hawa. Kemudian Dia menjadikan mereka berbangsa-bangsa.

Pengertian bangsa dalam Bahasa Arab adalah sya’bun, yang artinya lebih besar daripada kabilah.Sesudah kabilah, terdapat tingkatan-tingkatan lainnya yang lebih kecil seperti fasa-il (puak), ‘asya-ir (Bani), ‘ama-ir, Afkhad, dan lain sebagainya.

Kesimpulannya adalah, semua manusia bila ditinjau dari unsur kejadiannya, yaitu diciptakan ari tanah liat, sampai dengan Adam dan Hawa sama saja. Artinya, semua manusia berasal dari satu asal yang sama.

Yang membedakannya adalah, karena perkara agama, yaitu ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena itulah, Allah melarang perbuatan menggunjing dan menghina orang lain, karena semua orang punya martabat yang sama di hadapan Allah, kecuali ketaqwaannya. (*)

Editor: Ruslan Sangadji