Hai, ada suatu permasalahan serius yang sering terjadi pada remaja sampai dewasa, bahkan tidak menutup kemungkinan anak–anak bisa melakukan, karena ini adalah masa di mana emosi masih tidak stabil, yaitu Self-harm atau Self-Injury.
Pernah kah kalian merasa badmood parah, stress berat, cemas yang berlebihan, patah hati, namun kalian tidak punya teman cerita dan bingung harus bagaimana. Sampai akhirnya, kalian melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dengan melukai badan menggunakan benda tajam atau benda tumpul, seperti menyayat kulit sendiri dengan silet atau memukul kepala sendiri ke dinding, meminum obat–obatan terlarang, bahkan tidak makan seharian, karena emosi lagi tidak stabil. Jika kalian pernah melakukan hal tersebut karena suatu alasan, berarti, kalian adalah pelaku Self-Injury.
Seperti yang kita ketahui, semenjak terjadinya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh belahan bumi ini, aturan pemerintah melakukan Social Distancing bagi masyarakat memaksa kita untuk menjalankan aktivitas dari rumah atau work from home.
Adanya kebijakan baru serta kehidupan yang baru disebut New Normal, membuat kita harus beradaptasi dengan situasi yang sedang terjadi. Pada jurnal yang ditulis oleh Dira dan Dedi tahun 2021 tentang Ketidakstabilan Emosi dan Mood Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19, membuktikan bahwa memang remaja yang masih labil, belum bisa mengatasi emosi yang timbul di kehidupan New Normal maka terjadilah ketidakstabilan emosi dan mood.
Emosi adalah suatu respon dan reaksi tubuh ketika berhadapan dengan suatu situasi tertentu. Ini sangat berhubungan erat dengan aktivitas kognitif individu sebagai hasil dari presepsi, berdasarkan referensi jurnal tahun 2016 berjudul: “Memahami Mood Dalam Konteks Indonesia: Adaptasi Dan Uji Validitas Four Dimensions Mood Scale”.
Pada dasarnya, emosi setiap indvidu akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia seseorang yang didukung oleh faktor internal seperti kognitif dan keluarga itu sendiri, serta faktor eksternal yang kaitannya dengan lingkungan di mana individu bersosialisasi.
Ketakutan akan pandemi Covid-19, membuat emosi remaja tidak stabil, parno untuk menjalankan aktivitas yang hanya bisa dikerjakan di luar rumah, bosan karena terlalu lama berdiam diri di dalam rumah, tidak melakukan aktivitas fisik olahraga dan kacaunya jadwal tidur, serta gangguan ekonomi seperti Panic Buying akibat masalah konsumsi, yang disebarkan melalui sosial media yang belum teruji kebenarannya, bahkan bisa saja hoax.
Seperti penjelasan di atas, inilah factor-faktor penyebab remaja yang emosi dan moodnya belum stabil jadi bingung, bagaimana cara mengatasinya. Maka dari itu, mereka melakukan Self Injury untuk meluapkan emosi, ketakutan dan kecemasan mereka.
Berawal dari terkena gangguan kesehatan mental, berdampak pada fisik. Faktor-faktor yang bisa dicoba untuk meminimalisir hal tersebut di antaranya:
- Melakukan aktivitas fisik seperti Latihan pernapasan dan peregangan membantu seseorang untuk menenangkan dirinya
- Atur ulang jadwal tidur. Karena, tidur adalah cara terbaik bagi tubuh untuk istirahat akibat aktivitas sehari-hari.
- Makan makanan yang bergizi, memiliki protein, lemak, banyak vitamin dan juga tidak lupa sayur dan buah-buahan.
- Lebih bijak memilih informasi dan jangan mudah termakan isu-isu yang ada di sosial media yang belum terbukti kebenarannya.
Yang paling terpenting dari tips di atas ialah, sandarkan dirimu kepada Allah SWT. Jangan putus untuk berdoa kepadaNya, karena Dia-lah yang sudah mengatur itu semua. Jangan terlalu memikirkan hal-hal yang negatif, karena pada dasarnya tugas kita hanyalah berikhtiar sebaik mungkin, sisanya serahkan kepada yang mengatur.
Dan Allah SWT. Benci kepada seseorang yang menyakiti dirinya sendiri seperti dalam hadis yang diriwayatkan HR. Bukhari 1294: Orang-orang yang melakukan hal tersebut bukan termasuk golongan umat Nabi Muhammad SAW. Orang yang menyakiti dirinya sendiri, merobek pakaian serta menangis sampai berteriak teriak.
Maka janganlah melakukan Self-Injury atau mendzalimi diri sendiri, karena itu hanya akan mendatangkan kemudharatan bagi diri sendiri dan tidak akan membuatmu lepas dari masalah yang kamu hadapi, serta emosi malah akan semakin kacau bukannya merasa lega. *
Penulis: Muhammad Ajyad Hilman Huda, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Tinggalkan Balasan