PALU, KAIDAH.ID – Abdul Karim Al Jufri, calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah mendampingi Ahmad Ali dalam Pilkada 2024, tak gentar menghadapi kritik yang menyerang latar belakang keluarganya.

Para lawan politik menyerangnya dengan cara nyinyir tentang masa lalu ayahnya, mendiang Aba Umang, yang bekerja sebagai penjual obat keliling.

Atas nyinyiran itu, Abdul Karim pun menjawab dengan tegas dan penuh kebanggaan.

“Iya, saya anak penjual obat, Insya Allah Wakil Gubernur, dan gubernurnya Kak Ahmad Ali. Trus masalahnya apa kalau saya anak penjual obat?,” tanya Abdul Karim Al Jufri yang akrab disapa AKA.

Mendiang Aba Umang, atau yang memiliki nama asli Umar bin Alwi bin Salim Al Jufri, adalah sosok ayah yang pernah menjalani profesi sebagai anggota Polisi Militer (POM), sebelum memilih hidup sebagai penjual obat keliling.

Setelah meninggalkan dunia militer, Aba Umang menekuni profesi ini, sambil menghibur masyarakat dengan atraksi akrobat dan sulap.

Bersama sahabatnya, mendiang Ardjad Lamarauna (mantan Bupati Donggala), Aba Umang berkeliling, menjajakan obat dan menghibur masyarakat di berbagai pelosok Tanah Air.

Meski latar belakang keluarganya, yang kerap dijadikan bahan olokan oleh lawan politik, tapi Abdul Karim Al Jufri justru melihat hal ini sebagai sebuah kebanggaan.

“Alhamdulillah, saya bangga menjadi anak penjual obat,” ungkapnya dengan penuh kerendahan hati.

Nyinyiran tersebut datang, lantaran Abdul Karim kini menjadi pendamping Ahmad Ali, seorang politisi terkemuka, yang akan bertarung dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah di bawah nama koalisi BERAMAL.

Lawan politik berusaha merendahkan Abdul Karim, dengan menyerang sejarah keluarganya, tetapi ia tetap teguh dengan pandangan, masa lalu tidak menentukan nilai seseorang.

Ali Umar, yang lebih dikenal di Palu dengan nama Aba Umang, tumbuh di bawah asuhan keluarga Haji Ali sejak usianya 10 tahun, setelah ditinggalkan ayah kandungnya, Alwi bin Salim Al Jufri (kakak dari Guru Tua), kembali ke Hadramaut, Yaman Selatan.

Sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga yang merawatnya, Aba Umang mengubah namanya menjadi Ali Umar (menempatkan nama Ali di depan). Nama itulah yang terus melekat pada sosok seorang ayah dari Abdul Karim Al Jufri.

Sikap AKA yang penuh kebanggaan atas profesi ayahnya ini, menunjukkan bahwa prestasi seseorang, tidak ditentukan oleh latar belakang keluarga, melainkan oleh kerja keras, dedikasi, dan tekadnya untuk maju.

Kini, Abdul Karim Al Jufri yang mendampingi Ahmad Ali, bersiap menghadapi kontestasi politik Sulawesi Tengah, dengan tekad kuat untuk membawa harapan baru bagi masyarakat. (*)

Editor: Ruslan Sangadji