Kelompok Kristen menjadikan Desa Kelei sebagai basis pertahanan. Bahkan, rumor berkembang di Poso ketika itu, ada kamp pelatihan di Desa Kelei. Kelompok Kristen ini menamakan diri sebagai Kelelawar Merah dan Kelelawar Hitam. Ciri khas mereka mengenakan penutup wajah a la nina.

Kelompok ini dipimpin Fabianus Tibo, dibantu Dominggu da Silva dan Marinus Riwu. Ketiganya adalah transmigran asal Flores, Nusa Tenggara Timur. Ketiganya juga telah menjalani vonis hukuman mati.

Pada 23 Mei 2000, sekelompok pasukan kelelawar hitam membunuh seorang polisi bernama Sersan Mayor Kamaruddin Ali dan dua warga sipil Muslim, Abdul Syukur dan Baba.

Setelah peristiwa itu, Kelompok kelelawar hitam ini dikabarkan bersembunyi di sebuah kereja katolik di Kelurahan Moengko. Saat itu, polisi bernegosiasi agar mereka menyerahkan diri. Saat negosiasi berlangsung, ratuusan Muslim telah menunggu di depan gereja tersebut.

Bukannya menyerahkan diri, kelompok Kelelawar Hitam ini malah melarikan diri ke perbukitan di belakang gereja. Pelarian itu menylut api amarah kelompok Muslim Poso. Akhirnya, mereka membakar Gereja Katolik itu.

Setelah itu, serangan demi serangan terhadap Muslim semakin meluas. Anak-anak dan perempuan menjadi korban kerusuhan. Ada yang diculik, diperkosa dan dibunuh.

Peristiwa itu terjadi pada 28 Mei 2000. Sekitar 70 orang lari dan mengamankan diri di Pesantren Wali Songo. Ternyata, di tempat itu mereka dilecehkan dan dibunuh. Orang-orang yang melarikan diri dari Pesantren Wali Songo, dikejar dan dibunuh.

Saya bersama pimpinan Dompet Dhuafa Republika bernama Ery Sudewo, menjadi saksi evakuasi sekitar 35 orang yang ditanam di satu sumur dekat pesantren itu. Data resmi TNI waktu itu, sekitar 191 orang yang ditemukan tewas. 

Kerusuhan Poso yang dimulai pada 25 Desember 1998 hingga 20 Desember 2001 menjadi kerusuhan bernuansa SARA. pemerintah mengklaim, sebanyak 577 korban tewas, 384 terluka, 7.932 rumah dibakar, dan 510 fasilitas umum terbakar.

Kerusuhan ini kemudian berakhir pada 20 Desember 2001 dengan ditekennya Deklarasi Malino. Deklarasi damai yang diprakarsai Jusuf Kalla ketika menjabat sebagai Menko Kesra. (*)