MAKKAH, KAIDAH.ID – Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Tengah (Sulteng), Muchlis Aseng menjelaskan, masalah keterlambatan katering dan ketersediaan air minum, itu masalah biasa menjelang keberangkatan ke Arafah dan sehari setelah dari Arafah.
“Jumlah ketersediaan air minum di hotel terbatas, drooping makanan terlambat dari biasanya, karena akses jalan di Kota Makkah banyak yang ditutup,” kata Muchlis Aseng menjawab pertanyaan kaidah.id, Jumat, 21 Juni 2024.
Tetapi masalah itu sudah ditangani dengan baik, dan sekarang tak ada masalah lagi.
Secara umum, katanya, penyelenggaraan ibadah haji berlangsung sukses. Masalah-masalah yang terjadi pada jamaah, itu hanyalah masalah-masalah biasa yang dapat ditangani secara baik dan tuntas.
Terkait adanya jamaah yang marah-marah karena lambatnya distribusi makanan untuk makan siang, dan tidak tersedianya air minum di hotel, Muchlis menjelaskan, sebetulnya air sudah berlimpah didistribusi, katering makanan sudah ada di hotel sebelum jam 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
“Hanya saja, seorang jamaah asal asal Palu ingin ‘mengadili’ petugas katering sektor. Bahkan, marah-marah dan memaksa agar ketua sektor atau sekretaris hadir dalam ‘pengadilan’ itu,” kata Muchlis Aseng.
Menurutnya, jamaah tersebut telah memprovokasi sejumlah jamaah kloter 14 BPN, untuk bertindak melebihi batas wajar seorang jamaah haji.
Padahal, kata Muchlis, saluran pengaduan jamaah haji sudah jelas, yakni melalui ketua rombongan dan ketua kloter. Jika masih kurang, ada aplikasi kawal haji untuk menyampaikan keluhan dan keberatan.

“Jamaah itu melarang pembagian air dan makanan termasuk hak kloter 8 BPN yang sehotel dengan Kloter 14 BPN. Itu sebabnya saat dapat laporan makanan kloter 8 BPN juga ditahan yang bersangkutan, maka jamaah yang lain masuk dan terjadi keributan,” jelas Muchlis.
Di dalam video lain yang berdurasi sekira 05.37 menit, seorang jamaah berpakain jubah dan bertopi putih masuk ke ruangan tersebut, dan memarahi jamaah lainnya. Di situlah terjadi keributan itu dan nyaris terjadi adu jotos antara jamaah.
“Ha… Kenapa ribut haa…. Apa yang diributkan di sini haa. Apa kau,” kata seorang jamaah bergamis putih sambil bertolak pinggang.
“Heeei, kanapa kau bentak-bentak orang di sini,” lanjut jamaah itu.

Terdengar suara dari jamaah lain meminta agar beristigfar. Ada yang berbicara, tentang mencari solusi. Ada pula yang mengatakan: “Oooooh… ternyata dia yang korupsi. Pantas,” kata seorang pria di video tersebut.
Kenyataan itu terlihat dalam rekaman video yang diterima media ini. Di dalam video berdurasi 8.24 menit itu, terlihat ada jamaah yang marah-marah pada petugas haji di dalam sebuah ruangan.
“Tidak ada kamu pe tanggung jawab (tidak ada tanggung jawab kalian),” kata pria berbadan besar berkaos hitam di dalam video itu.

Sesaat kemudian, seorang petugas lain masuk ke dalam ruangan, dan jamaah itu kembali bersuara keras kepada petugas tersebut, sembari menunjuk-nunjuk petugas.
“Kami ini bukan binatang Pak. Kami bukan ular, yang kalau makan langsung telan. Jangan-jangan bapak anggap kami ini binatang,” kata Alfian, kemudian berdiri sambil membanting botol air mineral.
Petugas berusaha menjelaskan permasalahan yang terjadi. Kemudian seorang jamaah lainnya sambil berdiri mengatakan, air yang mereka minum itu bukan air bersih sehingga mereka batuk-batuk.
Jamaah yang lain kemudian memeluk yang bersangkutan dan menyabarkannya. Para jamaah itu protes soal lambatnya makan siang dan ketersediaan air minum di hotel tempat mereka menginap di Kota Makkah.
Di tengah petugas menjelaskan tentang duduk masalah tersebut, jamaah itu tidak bisa menerima dan meminta agar petugas tersebut mengundang ketua sektor atau sekretaris.
“Jika tidak, kita lempar makanan ini ke luar lewat jendela,” ujarnya.
Seorang jamaah perempuan di dalam video tersebut mengatakan, ia pernah menyampaikan masalah itu beberapa hari sebelumnya, tapi belum ditangani dengan baik.
Tetapi, menurut Muchlis Aseng, semua masalah sudah dapat diselesaikan dengan baik sehingga semuanya bisa menerima dengan baik pula.
“Alhamdulillah, sudah dapat ditangani dengan baik. Semuanya happy ending,” tandas Muchlis Aseng. (*)
Editor: Ruslan Sangadji
Tinggalkan Balasan