ISRA MI’RAJ adalah peristiwa besar yang sangat menggetarkan. Terjadi pada 27 Rajab. Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-10 kenabian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Para ulama menyebut, peristiwa itu terjadi, karena Allah Subhanahu wata’ala menghibur Nabi, setelah beliau mengalami beberapa masa sulit dalam kehidupan. Di masa sulit itu, sebutannya Amul Huzni.
Peristiwa itu juga sangat bersejarah umat Islam. Mari ikuti kisah perjalanan Isra Mi’raj, hingga perjalanan Rasulullah sampai ke langit ke tujuh, untuk menerima perintah salat 5 waktu.
Karena besarnya peristiwa itu, Allah kisahkan di dalam Al Quran Surat Al Isra. Ikuti artikel kaidah berita seterusnya.
SEBELUM ISRA MI’RAJ
Sebelum peristiwa itu, Rasulullah mengalami masa Amul Huzni atau tahun kesedihan, karena dua yang mengasihi dan menemaninya selama berjuang, berpulang ke rahmatullah.
Dua orang itu adalah istri yang menemani beliau selama 28 tahun, yakni Khadijah, yang bergelar Ummul Mukminin (ibu bagi segenap umat Islam), dan paman yang selalu menjaga beliau, yakni Abu Thalib.
Menyadur Sirah Nabawiyah ar-Rahiq Al-Maktum karya Syeikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri, Amul Huzni terjadi kira-kira jelang peristiwa Isra Miraj, sekitar tahun 619 Masehi.
Pada malam 27 Rajab, Allah mengangkat Rasulullah, atau memperjalankan beliau dari Masjid Haram di Makkah, kemudian ke Masjid Al Aqsa di Palestina, kemudian sampai Sidratul Muntaha, langit ketujuh, untuk berjumpa langsung dengan Sang Pencipta.
Perjalanan ini, menurut para ulama, adalah perjalanan dengan fisik dan batin.
Menurut kisah, Allah mengangkat Rasulullah ke langit ke tujuh dan bertemu dengan beberapa Nabi sebelum beliau, yaitu dari Nabi Musa hingga Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Isra Miraj adalah peristiwa mukjizat, karena perjalanan yang sangat jauh, tapi Nabi menempuhnya hanya dalam waktu satu malam saja.
PERINTAH SALAT
Ketika berjumpa dengan Allah, ketika Isra Miraj tersebut, Nabi mendapat perintah shalat 50 waktu dalam sehari. Beliau menerimanya tanpa protes.
Tetapi ketika turun dari langit ke tujuh, Nabiullah berjumpa Nabi Musa. Saat itulah Nabi Musa menyarankan kepada Nabi Muhammad agar meminta keringanan. Meminta agar Allah mengurangi 50 kali salat itu. Alasannya, nanti umat Rasulullah sulit menjalankannya.
Nabi Muhammad kemudian meminta Malaikat Jibril, agar mengantarnya kembali menemui Allah. Akhirnya Jibril pun mengantar beliau kembali dan bertemu Allah. Saat itulah Nabi meminta pengurangan waktu salat.
Kemudian Allah SWT memberikan keringanan lagi kepada umat Nabi Muhammad. Keringanan itu berupa, salat tidak lagi 50 waktu dalam sehari, melainkan berkurang menjadi 10 waktu salat dalam sehari. Nabi meminta keringanan lagi hingga sampai 5 waktu, yang kita kerjakan sekarang.
KEMBALI KE MAKKAH
Usai perjalanan Miraj ke langit tersebut, lantas Nabi Muhamad pun kembali ke Mekah dan menceritakan kisah Isra Miraj yang dialaminya.
Namun, tentu saja, masyarakat sulit menerima cerita Nabi tersebut. Padahal Nabi Muhammad sudah memberi banyak bukti bahwa ia mengalami peristiwa tersebut.
Menurut para ulama, ketidakpercayaan masyarakat itu, sekaligus sebagai ujian keimanan dari muslim yang saat itu memang masih sedikit.
Salah satu bukti faktual yang Nabi bawa adalah, ketika ia melihat gerombolan musafir yang melakukan perjalanan, dan sebentar lagi akan tiba di Mekah. Hal Itu pun terbukti, tapi sebagian orang tetap tidak percaya.
Sejarah mencatat, Abu Bakar adalah orang pertama menerima Isra Miraj tersebut. Maka Gelar Ash-Shidiq tersematkan kepada beliau. Ash Shiddiq artinya orang yang teguh hatinya dan jujur.
Kini, sebagai umat Islam, Isra Miraj 2023 yang jatuh pada setiap 27 Rajab yang sudah kita peringati pada Sabtu, kemarin. (*)
Tinggalkan Balasan