JAKARTA, KAIDAH.ID – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofikasi (BMKG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meyakini awal puasa 1 Ramadhan pada Selasa, 12 Maret 2024.
Menurut pihak BMKG, ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret, berkisar antara 0,33 derajat di Jayapura, Papua, sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatra Barat.
Sementara, ketinggian hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 11 Maret, berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua, sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.
Sementara itu, menurut Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan, hasil prediksi posisi hilal pada waktu pengamatan 10 Maret 2024 mendatang, dapat dipastikan hampir seluruh wilayah Indonesia tidak ada yang bisa melihat hilal.
“Hasil rukyat tanggal 10 belum ada yang berhasil, sehingga diperkirakan pada tanggal 10 Maret 2024 saat Maghrib, tidak ada hilal yang terlihat dan belum memenuhi visibilitas hilal,” kata Thomas Djamaluddin.
Menurut dia, posisi Bulan ketika tanggal 10 Maret di Indonesia, hanya sekitar 1 derajat atau bahkan kurang. Di Jakarta, kemungkinan posisi ketinggian Bulan bahkan hanya mencapai 0,7 derajat dengan elongasi 1,7 derajat.
“Ketika kalender Hijriyah, pada akhir Sya’ban pada 10 Maret nanti, tinggi Bulan di Indonesia hanya sekitar 1 derajat atau kurang, kalau di Jakarta itu 0,7 kemudian elongasinya hanya 1,7 derajat. Jadi ini belum memenuhi kriteria MABIMS,” imbuhnya.
Saat ini, Indonesia telah menerapkan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
MABIMS merupakan kriteria baru penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal, yang ditetapkan oleh Menteri Agama dari empat negara, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Kriteria MABIMS baru diterapkan di Indonesia pada 2022, khususnya pada penentuan awal Ramadan dan hari raya 1444 H.
Kriteria MABIMS seturut dengan upaya unifikasi atau proses penyeragaman kalender Hijriah. Upaya unifikasi ini dalam kajian fiqih, memperhatikan pendapat fuqaha (ahli fiqih) yang terbagi menjadi 2 pandangan besar, yakni rukyat global dan rukyat lokal.
Ada yang cenderung ke rukyat global (Hanafi, Maliki, dan Hambali) dan ada yang condong kepada rukyat lokal sekitar radius 120 km (Syafi’iyah).
Untuk itu, Kementerian Agama (Kemenag) baru akan menggelar Sidang Isbat penetapan 1 Ramadan pada Ahad, 10 Maret 2024. Namun, ada sejumlah versi yang sudah muncul terkait kapan puasa hari pertama di Indonesia.
Ketinggian hilal atau bulan sabit tipis penentu awal bulan Ramadan di Indonesia diprakirakan baru memenuhi kriteria pemerintah dan Nahdlatul Ulama pada 11 Maret. Artinya, awal bulan puasa versi kalender resmi baru dimulai 12 Maret.
Sedangkan Muhammadiyah menggunakan perhitungan astronomis untuk penentuan awal puasa. Selama sudah lebih dari 0 derajat, berapa pun ketinggian dan elongasinya, ormas ini menganggap sudah masuk bulan baru.
Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H pada Senin, 11 Maret, berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid. (RTS*)
Tinggalkan Balasan