PALU, KAIDAH.ID – Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Nilam Sari Lawira menegaskan, capaian Usia Harapan Hidup (UHH) pada 2023 di Sulteng, berada di bawah target RPJMD, yakni 73,30 tahun.

“Walaupun, laju kenaikan UHH Provinsi Sulteng lebih tinggi dari laju UHH Nasional, yakni mencapai 0,39 persen,” kata Nilam Sari dalam pokok pikirannya yang disampaikan dalam Forum Perangkat Daerah dan Rapat Koordinasi Teknis Rencana Pembangunan (Rakortekrenbang), Senin, 18 Maret 2024 lalu.

Menurutnya, laju kenaikan UHH Sulteng ini akan lebih tinggi lagi, apabila ada sinkroninasi sektor hulu dan hilir bidang kesehatan.

“Perlu ada sinkronisasi berbasis pada pola asuh, dimulai dari perlakuan dan advokasi atas perempuan, infrastruktur kesehatan, peningkatan sumberdaya tenaga kesehatan, perluasan dan peningkatan mutu derajat kesehatan, termasuk pemberian jaminan kesehatan,” katanya.

Tidak hanya itu, kata dia, termasuk pula pemberian bantuan iuran (PBI) dan pelibatan pemangku kepentingan kolaboratif, serta anggaran yang benar-benar tepat sasaran, tepat mutu, tepat waktu dan tepat administrasi yang secara tematik dan spasial menyasar pada rumah tangga perempuan miskin (RTP).

“Jumlah RTP miskin saat ini berjumlah sekira 31.448 atau merepresentasi 9,71 persen dari keseluruhan Rumah Tangga Miskin (RTM) di Sulteng,” sebut Nilam.

Selain itu, Nilam menjelaskan hal yang menarik juga adalah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Sulteng selama periode 2021-2022, justru terjadi stagnan pada 8,89 tahun, kemudian meningkat menjadi 8,96 tahun pada 2023.

“Data tersebut menunjukkan, selama 2022-2023, target RLS belum tercapai,” ujarnya.

Artinya, kata Nilam Sari Lawira, ada permasalahan pendidikan di Sulteng, berupa angka melanjutkan, angka putus sekolah, span of control dan span of management yang terpisah kewenangan antara Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah seperti terjadi di Kabupaten Morowali.

Menurutnya, sejak migrasi penduduk Kabupaten Buol sebanyak hampir 5000 jiwa ke Morowali, belum diikuti oleh penyediaan fasilitas pendidikan yang mencukupi dan memadai bagi siswa SMA/SMK yang mengikuti kepindahan orang tuanya ke kawasan industri berbasis logam dasar.

“Akibatnya, kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara bergantian di selasar ataupun teras kelas,” imbuhnya.

Laju pertumbuhan RLS Sulteng, menjadi lebih rendah dari laju pertumbuhan RLS Indonesia, yakni masing-masing 0,79 persen dan 4,25 persen, atau laju kenaikan RLS nasional mencapai 5,38 kali lipat.

“Nah, Harapan Rata-Rata Lama Sekolah (HLS) Sulteng bila merujuk pada RPJMD Provinsi Sulteng Tahun 2021-2026 ternyata realisasinya belum mencapai target,” terangnya.

Laju pertumbuhan HLS nasional Tahun 2022-2023 lebih tinggi ketimbang laju pertumbuhan HLS Sulteng. (Ruslan Sangadji*)